Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Laporan Dana Moneter Internasional (IMF) pada Kamis, 7 Maret 2024, mengungkap volume perdagangan lewat Terusan Suez terjun bebas hingga 50 persen dalam dua bulan pertama 2024 dibandingkan tahun sebelumnya akibat serangan Houthi di Laut Merah. Kondisi ini telah mengganggu rantai pasokan dan mendistorsi indikator-indikator utama makroekonomi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
IMF menggunakan platform terbuka mereka bernama PortWatch untuk memantau gangguan terhadap arus perdagangan maritim. Lembaga keuangan itu kemudian merilis hasil pantauannya di blog IMF.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Perkiraan transit frekuensi tinggi kami menunjukkan volume perdagangan yang melewati Terusan Suez turun 50 persen dari tahun ke tahun dalam dua bulan pertama tahun ini,” demikian keterangan IMF.
Terusan Suez merupakan jalur perdagangan yang menghubungkan Laut Merah ke Laut Mediterania. Volume perdagangan yang transit di sekitar Tanjung Harapan di Afrika Selatan diperkirakan melonjak 74 persen dibandingkan tahun lalu.
Hal itu dikarenakan serangan Houthi telah mengganggu pelayaran global, memaksa perusahaan untuk beralih ke rute lain yang memakan waktu lebih lama dan biaya lebih mahal di sekitar Afrika Selatan. Biaya asuransi perjalanan tujuh hari melalui Laut Merah telah meningkat ratusan ribu dolar.
Houthi yang didukung Iran mulai melancarkan serangan drone dan rudal terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah, salah satu rute pelayaran tersibuk di dunia, sejak November 2023. Kelompok asal Yaman itu mengaku melakukannya sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza, yang sedang menghadapi pembombardiran Israel sejak Oktober 2023.
Amerika Serikat dan Inggris telah melancarkan beberapa serangan sebagai balasan terhadap serangan-serangan Houthi tersebut.
Dalam jumlah yang mendekati penghitungan IMF, Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD) mencatat dalam laporan pada 22 Februari bahwa volume perdagangan melalui Terusan Suez turun sekitar 42 persen. IMF juga menemukan volume perdagangan transit melalui Terusan Panama turun hampir 32 persen dibandingkan tahun sebelumnya, imbas dari kekeringan parah yang memaksa pihak berwenang membatasi penyeberangan kapal sejak Oktober 2023.
Platform PortWatch pun menunjukkan pada Januari dan Februari 2024, terjadi penurunan panggilan pelabuhan sebesar 6,7 persen dari tahun ke tahun kepada 70 pelabuhan yang dilacak IMF di Afrika sub-Sahara. Penurunan serupa terjadi di Uni Eropa, Timur Tengah, dan Asia Tengah sebesar 5,3 persen. IMF mengatakan penurunan itu kemungkinan besar mencerminkan efek sementara dari waktu pengiriman yang lebih lama.
“Jika terus berlanjut, dampak dari gangguan ini untuk sementara dapat menghambat beberapa rantai pasokan di negara-negara yang terkena dampak dan menyebabkan peningkatan tekanan pada inflasi (sebagian karena biaya pengiriman yang lebih tinggi),” demikian keterangan IMF.
REUTERS
Pilihan editor: Produk Mebel dan Dekorasi Rumah dari Indonesia Hadir di Pameran Art of Living 2024 di Lebanon
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini