Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Israel dan Arab Saudi bersatu demi kepentingan Timur Tengah. Menurut Duta Besar Israel untuk Mesir, David Govrin, Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah menjadi mitra Israel dan sedang merencanakan merumuskan sebuah realitas baru di kawasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Keterangan tersebut disampaikan Govrin dalam kata sambutan peringatan berdirinya negara Israel yang digelar di Kairo, Mesir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kami memperhatikan ada perubahan dalam perlakuan negara-negara Arab terhadap Israel. Mereka sudah tidak melihat Israel sebagai musuh, tapi mitra dalam membentuk realitas baru di wilayah tersebut. Realitas yang didasarkan pada stabilitas dan pertumbuhan ekonomi," kata Govrin, seperti dikutip Middle East Monitor.
PM Israel Netanyahu dan Raja Salman. REUTERS
"Kami harus memperluas kemitraan ini ke negara lain untuk memajukan kepentingan bersama guna memerangi negara atau kelompok teroris yang terinspirasi Iran," ucapnya.
Arab Saudi dan Israel secara diam-diam melakukan hubungan komunikasi meskipun kedua negara tidak memiliki kerja sama diplomatik. Kedua negara tersebut juga melihat Iran sebagai sebuah negara yang dianggap membahayakan stabilitas di kawasan.
Dalam perang Yaman, Arab Saudi mendukung pemerintahan Aden, sementara Iran menyokong Houthi, kelompok pemberontak yang saat ini menguasai ibu kota Sanaa.
Bagaimana dengan Israel? Negeri ini telah memporak-porandakan Palestina, termasuk mencaplok sejumlah wilayah di Jalur Gaza dan Tepi Barat, yang mereka duduki tatkala Perang 1967.
Pangeran Mohammed bin Salman dan PM Isreal Netanyahu. REUTERS
Pada Maret 2018, ketika Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman atau MBS berkunjung ke Amerika Serikat, dia bertemu dengan para pemimpin sayap kanan organisasi Yahudi.
Laporan Al Jazeera menyebutkan kaum Yahudi yang ditemui Mohammed bin Salman tersebut adalah para donatur pembangunan permukiman ilegal di daerah pendudukan Palestina.
Meskipun Arab Saudi tidak secara resmi mengakui Israel, para pengamat berkali-kali menyampaikan pendapatnya bahwa MBS telah memberikan sinyal hangat untuk menjalin hubungan dengan Israel.