Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 40 orang terluka dalam kerusuhan yang pecah pada akhir pekan lalu akibat pembakaran Alquran di Swedia. Demonstrasi terjadi di Swedia selatan menyusul unjuk rasa anti-Muslim oleh kelompok sayap kanan. Sekitar 26 polisi dan 14 anggota masyarakat terluka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Polisi telah menangkap 26 orang pelaku kerusuhan termasuk empat di antaranya anak-anak di bawah umur. Mereka ditangkap di Linköping dan Norrköping tempat kekerasan dimulai pada hari Jumat. "Akan ada lebih banyak lagi yang ditangkap," menurut juru bicara kepolisian seperti dikutip dari CNN, Selasa, 19 April 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kerusuhan meletus di beberapa kota selatan Swedia setelah pembakaran Alquran di Swedia oleh Rasmus Paludan, pemimpin partai sayap kanan Stram Kurs (Garis Keras) Denmark. Paludan yang merupakan aktivis anti-Muslim, memposting foto dirinya di media sosial dengan Alquran yang terbakar. Dia menyatakan akan membakar lebih banyak lagi Alquran.
Polisi belum tahu pasti apakah kerusuhan itu dimulai sebagai protes terhadap demonstrasi anti-Muslim yang dipimpin oleh Paludan. Polisi juga sedang mencari tahu penyebab kerusuhan.
Di kota Norrköping, tiga orang membutuhkan perawatan medis setelah terkena peluru polisi selama bentrokan dan pengunjuk rasa. "Tiga orang tampaknya telah terkena pantulan dan sekarang dirawat di rumah sakit. Ketiga orang yang terluka ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan," kata polisi dalam sebuah pernyataan online. Tidak ada korban cedera yang mengancam jiwa.
Kekerasan menyebar ke selatan ke kota Malmö pada hari Sabtu dan berlanjut sepanjang hari Minggu. Polisi menggunakan senjata untuk melawan para perusuh.
Para pengunjuk rasa melemparkan benda-benda ke arah polisi dalam video yang direkam oleh kantor berita Reuters, Minggu. Tampak pula kendaraan-kendaraan terbakar. Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson telah mengutuk kekerasan tersebut.
Dilansir dari TRT World, pembakar Alquran Rasmus Paludan adalah seorang pengacara dan seorang YouTuber yang berniat mencalonkan diri dalam pemilihan legislatif Swedia pada September. Ia belum mengantongi dukungan yang cukup untuk mengamankan pencalonannya.
Pria berusia 40 tahun itu mengunjungi lingkungan dengan populasi Muslim yang besar di Swedia. Di sana ia membakar salinan kitab suci Al-Qur'an saat umat Islam merayakan bulan suci Ramadhan.
Di Malmo, tempat dia membakar Alquran pada hari Sabtu, kebakaran terjadi di sebuah sekolah semalam, menurut para pejabat.
Demonstrasi Garis Keras telah memicu beberapa bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa kontra di seluruh negara Skandinavia dalam beberapa hari terakhir. Pada hari Kamis dan Jumat, sekitar 12 petugas polisi terluka dalam bentrokan tersebut.
Setelah serangkaian insiden, kementerian luar negeri Irak mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka telah memanggil kuasa usaha Swedia di Baghdad.
Ia memperingatkan bahwa kekacauan itu bisa memiliki "dampak serius" pada "hubungan antara Swedia dan Muslim secara umum, baik negara-negara Muslim dan Arab dan komunitas Muslim di Eropa".
Baca: Kronologi Protes Pembakaran Alquran di Swedia yang Berakhir Rusuh
CNN | TRT WORLD