Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Dikenal Tidak Religius, Berikut Gambaran Kebebasan Beragama di Cina

Cina dikenal sebagai negara yang tidak religius. Berikut adalah potret kebebasan agama di negara tersebut.

13 Oktober 2021 | 18.14 WIB

Seorang etnis muslim Uighur berjalan di depan layar bergambarkan Presiden Cina Xi Jinping di Kashgar, Xinjiang Uighur , 6 September 2018. Program Pair Up and Become Family  untuk mengubah cara hidup dan kepercayaan etnis Uighur yang beragama Islam yang dianggap Cina berpotensi ekstrimis.  REUTERS/Thomas Peter
material-symbols:fullscreenPerbesar
Seorang etnis muslim Uighur berjalan di depan layar bergambarkan Presiden Cina Xi Jinping di Kashgar, Xinjiang Uighur , 6 September 2018. Program Pair Up and Become Family untuk mengubah cara hidup dan kepercayaan etnis Uighur yang beragama Islam yang dianggap Cina berpotensi ekstrimis. REUTERS/Thomas Peter

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Cina merupakan salah satu negara adidaya yang ada di Benua Asia. Secara sekilas, keberadaan Cina mampu mendobrak dominasi negara-negara barat di berbagai bidang, terutama ekonomi. Dilansir dari scmp.com, hingga saat ini, Cina masih tercatat sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, tepat di bawah Amerika Serikat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Selain perekonomian, agama juga menjadi sorotan di Cina. Dilansir dari hrw.org, Pemerintah Cina tercatat melakukan beberapa bentuk represi terhadap kebebasan beragama di negaranya. Bentuk represi tersebut meliputi pemenjaraan umat beragama dan kekerasan fisik terhadap penganut agama tertentu. Kini, praktik-praktik represi terhadap kebebasan agama tersebut mulai berkurang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Upaya represi terhadap kebebasan beragama di Cina kini telah berubah menjadi kebijakan-kebijakan yang terlihat lebih halus. Melalui berbagai aturan administrasi dan regulasi, Pemerintah Cina mengharuskan kepada penduduk untuk mendaftarkan kepercayaannya kepada negara.

Hal tersebut memungkinkan Pemerintah Cina untuk memonitor kepercayaan penduduknya. Kepercayaan yang berada di luar lima kepercayaan resmi pemerintah, yakni Buddhism, Daoism, Islam, Katolik, dan Protestan, berpotensi direpresi.

Kebebasan beragama di Cina menjadi semakin terancam ketika partai politik penguasa di Cina ternyata memiliki serangkaian peraturan yang tidak pro terhadap kebebasan beragama. Dilansir dari theasiadialogue.com, Partai Komunis Cina secara resmi merupakan partai sekuler yang melarang penganut agama untuk menjadi anggotanya. Akibatnya, sebagaimana dilansir foreignpolicy.com, Partai Komunis Cina mengontrol kebebasan agama di Cina.

Upaya untuk mengontrol kebebasan beragama Cina juga tertuang dalam konstitusi Cina. Dilansir dari businessinsider.com, konstitusi Cina memberikan kebebasan bagi para penduduk Cina untuk melakukan aktivitas religius normal.

Praktik religius normal yang dimaksud adalah serangkaian acara-acara keagamaan yang disetujui pelaksanaannya oleh pemerintah. Dilansir dari theasiadialogue.com, aturan dalam konstitusi Cina tersebut menganggap agama sebagai aktivitas ritual semata, tanpa mengakuinya sebagai aktivitas transenden yang menghubungkan manusia dengan Tuhan.

BANGKIT ADHI WIGUNA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus