Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Hubungan Internasional Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatra Barat, Virtuous Setyaka sebut upaya Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengosongkan jalur Gaza akan membuat suasana perang semakin panas. Sebab banyak pihak yang tidak akan menerima hal tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Suasana akan makin panas, perang meluas, karena perlawanan makin keras," katanya saat dihubungi TEMPO Senin 10 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Virtuous menyebut Amerika Serikat dan Israel tidak punya hak untuk mengosongkan jalur Gaza, Palestina. Bahkan untuk membangun kembali bukan hak Trump ataupun Amerika Serikat.
"Alasannya tidak logis kalau bentuknya mengosongkan dan membangun kembali Gaza," ucapnya.
Menurutnya, Trump hanya berupaya menyikirkan warga Palestina. Selain itu, sikap Amerika Serikat ini juga bentuk keberlanjutan dari kolonialisme dan imperialisme di tanah Palestina. Sebab tidak ada jaminan, jika Gaza dikosongkan masyarakatnya bisa kembali lagi.
"Itu hanya alasan untuk menyingkirkan warga Palestina, dan kelanjutan dari kolonialisme-imperialisme saja. Selain itu, tidak ada jaminan mereka bisa dikembalikan ke Gaza jika pembangunan itu selesai," katanya.
Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu juga menyebutkan solusi dari permasalahan di Gaza saat ini yakni dengan memberikan kemerdekaan 100 persen. Pihak asing diperbolehkan membantu Gaza tetapi tidak boleh melanggar hak konstitusi suatu negara.
"Cukup berikan hak hidup sepenuhnya kepada warga Palestina, dan biarkan mereka sendiri yang membangun atau mau apapun. Pihak asing - siapapun itu, jika mau membantu, sesuaikan dengan kemauan mereka. Mengosongkan dan membangun kembali, hanyalah omong kosong Trump," kata Virtuous
Sebelumnya Presiden Trump mengumumkan ingin mengambil alih kembali Gaza dan melakukan pembangunan disana. Ucapan itu dilontarkannya usai pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 4 Februari 2025 di Gedung Putih, Amerika Serikat
Pilihan Editor: Mereka yang Mengecam Donald Trump yang Hendak Ambil Alih Gaza