Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Druze di kota Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel marah saat dikunjungi Perdana Menteri Netanyahu pada Senin, 29 Juli 2024. Mereka mengejek dan mengusir Netanyahu yang sedang mengunjungi kota Druze tersebut menyusul serangan mematikan yang menewaskan 12 anak-anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penduduk setempat terdengar meneriakkan "Pembunuh! Pembunuh!", "Keluar, penjahat perang" dan "Anda tidak diterima di sini!" Netanyahu saat itu ditemani oleh kepala dinas intelijen Israel Shin Bet, tiba di lokasi pembantaian hari Sabtu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Wahai kamu Zionis, keluarlah dari tanah Arab yang merdeka ini” , kata yang lain.
Warga Majdal Shams juga membawa poster bertuliskan "Penjahat perang" dan "Hentikan pembunuhan anak-anak" saat Netanyahu muncul.
Netanyahu bukan satu-satunya pejabat yang merasakan kemarahan warga Majdal Shams. Menteri Keuangan yang ekstremis, Bezalel Smotrich , dicemooh dan diusir oleh para pelayat saat ia mencoba menghadiri upacara pemakaman.
"Kau pembunuh, keluar dari sini!", "Dia seharusnya tidak datang ke sini sama sekali" "Dia datang untuk menari di atas darah anak-anak kita," kata orang-orang terdengar berteriak.
Netanyahu, yang tidak mengakui para demonstran, bersumpah Israel akan memberikan tanggapan keras terhadap tembakan roket yang menewaskan 12 anak. "Anak-anak ini adalah anak-anak kita. Negara Israel tidak akan, dan tidak bisa, membiarkan ini berlalu. Respons kami akan datang dan akan lebih keras," kata Netanyahu di lokasi serangan, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.
Majdal Shams menjadi pusat perhatian setelah serangan mematikan yang menewaskan 12 anak laki-laki dan perempuan berusia antara 10 dan 16 tahun. Sebuah roket menghantam lapangan saat anak-anak itu bermain sepak bola.
Israel telah menyalahkan Hizbullah, meskipun kelompok Lebanon itu telah membantah mengebom Dataran Tinggi Golan. Hizbullah balik menuding Israel.
Serangan terhadap Majdal Shams telah memicu kekhawatiran akan terjadinya baku tembak lebih lanjut antara Hizbullah dan Israel, yang memicu eskalasi yang lebih besar di wilayah yang sudah bergejolak itu.
Keduanya terlibat dalam baku tembak lintas perbatasan hampir setiap hari, satu hari setelah serangan militer mematikan Israel di Jalur Gaza meletus , yakni pada 7 Oktober.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri rezim Suriah mengatakan Israel bertanggung jawab atas serangan tersebut. "Rakyat kami di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki, yang selama puluhan tahun menolak pendudukan Israel untuk melepaskan identitas Arab Suriah mereka, tidak akan tertipu oleh kebohongan dan tuduhan palsu pendudukan tersebut terhadap perlawanan nasional Lebanon," ujar pemerintah Suriah.
ARAB NEWS | ANADOLU
Pilihan editor: Top 3 Dunia: Tentara Israel Tolak Kembali ke Gaza hingga Bos Mossad ke Roma