Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Festival Holi, di mana warga India beramai-ramai menyebarkan bubuk warna-warni untuk membuang sial, tetap dilangsungkan di India walau virus Corona mengancam. Mengutip CNN, Selasa, 10 Maret 2020, ratusan atau bahkan ribuan warga India tetap melakukannya di berbagai kota.
Dari sekian banyak perayaan di India, perayaan di Mumbai menjadi salah satu yang disorot. Di sana, festival Holi dimulai dengan doa bersama untuk terbebas dari ancaman virus Corona. Setelah itu, doa dilanjutkan dengan membakar sebuah patung monster yang disampaikan sebagai perwujudan virus Corona.
"Setidaknya di dua komunitas di India, para peserta membangun sebuah patung yang merepresentasikan virus Corona kemudian membakarnya sebagai bagian dari ritual bernama Holika Dahan," sebagaimana dikutip dari Business Insiders. Holika Dahan sendiri adalah ritual yang pada intinya mendoakan agar kebaikan berhasil mengalahkan kejahatan yang dalam konteks ini adalah virus Corona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara tampilan, patung perwujudan virus Corona tersebut menyerupai Buto Ijo. Bedanya, bukannya berwarna kulit hijau, tetapi berwarna kulit biru. Sisanya, relatif mirip mulai dari dua taring panjang yang menjulur dari mulut, dua tanduk, rambut keriting, hingga pakaian yang hanya berupa celana pendek.
Sayangnya, perayaan Holi pada tahun ini tidak diikuti Presiden India Narendra Modi. Modi memilih untuk tidak ikutan karena khawatir tertular virus Corona. Ia mengacu pada masukan-masukan yang diberikan oleh berbagai pakar medis. Walau begitu, ia tidak melarang Holi untuk dilaksanakan.
"Berbagai pakar di seluruh dunia telaha menyarankan untuk mengurangi kegiatan berkumpul untuk mencegah penularan virus COVID-19 atau virus Corona. Itulah kenapa, tahun ini, saya memutuskan untuk tidak mengikuti festival Holi," ujar Modi via twitter.
Hingga berita ini ditulis, kasus virus Corona di India relatif lebih kecil dibandingkan negara-negara di sekitarnya. Dengan jumlah penduduk mencapai 1,3 miliar, hanya ada 43 kasus dan itu pun tanpa korban meninggal.
ISTMAN MP | CNN | BUSINESS INSIDER
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini