Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gedung pencakar langit setinggi 30 lantai yang sedang dibangun runtuh akibat gempa Bangkok pada Jumat, 28 Maret 2025. Awan debu dan puing berbentuk jamur menyapu jalanan Bangkok utara pada hari Jumat saat warga yang panik berlarian menyelamatkan diri setelah gedung tersebut runtuh akibat gempa bumi yang sangat kuat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Bangkok Post, lokasi pembangunan gedung pemerintah baru setinggi 30 lantai dengan cepat berubah menjadi lokasi bencana. Orang-orang melompat ke dalam mobil untuk menyelamatkan diri atau menjerit sambil berlari dengan berjalan kaki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pekerja yang mengenakan helm keselamatan dan jaket oranye terlihat diselimuti debu ketika tumpukan beton runtuh. Puluhan orang yang tidak dapat menyelamatkan diri terjebak di bawah reruntuhan.
Tim penyelamat di lokasi keruntuhan tampak amat kecil karena besarnya tumpukan puing-puing dan penyangga logam yang runtuh. Lokasi gedung tersebut hanya beberapa meter dari Pasar Chatuchak yang ramai.
Puluhan Orang Diperkirakan Masih Terjebak
Sebanyak 81 orang terjebak di reruntuhan dan tiga orang dipastikan tewas, kata Wakil Perdana Menteri Phumtham Wechayachai pada Jumat sore, 28 Maret 2025.
Pusat Narenthorn di Institut Nasional untuk Kedokteran Darurat melaporkan pada pukul 18.40 bahwa total 68 orang terluka, lima di antaranya kritis. Mereka dikirim ke tujuh rumah sakit di daerah tersebut.
Sebuah laporan menyebutkan ada sekitar 400 orang yang bekerja di lokasi konstruksi, baik pekerja Thailand maupun pekerja asing. Para korban luka dibawa ke rumah sakit terdekat di Bangkok.
Bangunan tersebut, yang terletak di lahan seluas 11 rai di Jalan Kamphaeng Phet, sedang dibangun untuk Kantor Audit Negara, kata wakil auditor jenderal Sutthipong Boonnithi, yang hadir di lokasi kejadian.
Pembangunan gedung senilai 2,1 miliar baht atau setara Rp 1 triliun itu dimulai pada 2020 dan telah rampung 30 persen. Pembangunannya telah mencapai lantai tertinggi.
Menurut Phumtham, gempa di Bangkok merupakan yang terbesar dalam 100 tahun terakhir. “Survei perlu dilakukan di rumah sakit, sekolah, dan kuil untuk melihat apakah ada retakan atau bangunan yang tidak aman dan berisiko runtuh,” katanya.
“Bangkok menjadi perhatian karena tanahnya berlumpur dan rentan. Pemeriksaan awal menemukan bahwa ada beberapa titik bangunan yang retak,” katanya.
Kesaksian Warga Soal Gempa Bangkok
Gempa berkekuatan 7,7 tersebut mengguncang gedung-gedung di Bangkok pada Jumat. Kota ini hampir tak pernah dilanda gempa. Rekaman video menunjukkan gempa mengguncang sebuah hotel bertingkat tinggi. Air kolam renang di puncak gedung meluap ke tepi gedung.
“Saya sedang berbelanja di dalam mal ketika saya melihat beberapa rambu bergerak, jadi saya segera berlari keluar,” kata Attapong Sukyimnoi, seorang pialang. “Saya tahu saya harus pergi ke tempat terbuka, itu naluri saya.”
Di Siam Square, anak-anak sekolah ketakutan ketika gempa mengguncang Siamscape, sebuah gedung serbaguna yang juga menjadi tempat bimbingan belajar. Beberapa bangunan runtuh dan retakan terbentuk di langit-langit dan dinding.
Di distrik Klong Toey, ratusan orang dievakuasi dari Pusat Konvensi Nasional Ratu Sirikit (QSNCC), tempat Pameran Buku Nasional diadakan, ketika guncangan kuat terasa.
Menurut Reuters, gempa memicu kekacauan dan evakuasi di seluruh kota di Bangkok. Ribuan orang terlantar hampir sepanjang hari. Semua sistem kereta api perkotaan dihentikan dan jalan-jalan macet.
Korban tewas diperkirakan sembilan orang di Bangkok, termasuk delapan pekerja yang meninggal dari gedung pencakar langit yang sedang dibangun itu. Tim penyelamat dengan anjing pelacak mencari tanda-tanda kehidupan, sementara lebih dari 100 orang hilang di lokasi kejadian.
Pilihan editor: 10.000 Orang Diperkirakan Jadi Korban Gempa Dahsyat di Myanmar