Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Hampir 200 orang hilang dan 75 orang tewas akibat meletusnya gunung berapi Fuego di Guatemala.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Badan Penanggulangan Bencana Nasional Guatemala, CONRED, mengatakan sejumlah orang yang masih hilang belum diketahui kondisinya karena lokasi sekitar gunung berapi yang relatif panas akibat lava dan semburan debu sejak letusan terjadi akhir pekan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca:
"Sejauh ini, nasib 192 orang yang dilaporkan masih belum diketahui," kata Kepala CONRED, Sergio Cabanas, seperti dilansir The Nation pada Rabu, 6 Juni 2018.
Dua hari setelah letusan terbesar dalam 4 dekade terakhir di Gueatemala sedikitnya 75 orang dilaporkan tewas. Dari jumlah korban tewas itu, baru 23 orang yang berhasil diidentifikasi.
Baca:
Sekitar 46 orang terluka, dan setengah dari mereka berada dalam kondisi serius
Proses evakuasi dan pencarian jasad korban letusan juga berjalan lambat akibat medan yang masih terlalu panas. Media CNN melansir lokasi di sekitar Gunung Fuego terutama di kawasan bagian Selatan tertutup debu tebal dari letusan pada Ahad kemarin.
Gas panas, batu dan debu meluncur turun di sisi gunung, menewaskan komunitas yang tinggal di sisi gunung, memblokir jalan dan meninggalkan reruntuhan dengan beruap. Kondisi ini membuat para penyelemat kesulitan untuk menjelajahi lokasi untuk memberi bantuan.
Gunung berapi setinggi 3,763 meter meletus Minggu pagi, 3 Juni 2018, memuntahkan abu-abu yang menjulang tinggi dan hujan batu berapi-api dengan lumpur yang mendidih.
1,7 juta orang terkena dampak bencana, termasuk 3.000 orang yang dievakuasi dan diungsikan ke tempat penampungan di Escuintla, Sacatepequez dan Chimaltenango.
Presiden Guatemala, Jimmy Morales, yang mengumumkan tiga hari masa berkabung nasional, telah mengunjungi zona bencana.