Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa pekan lalu, muncul wacana untuk menamai jalanan di ibu kota dengan nama Jalan Mustafa Kemal Ataturk. Sontak, hal ini menjadi polemik bagi masyarakat Jakarta. Sebagian masyarakat ada yang mendukung rencanan tersebut dan sebagian lagi ada yang menolak.
Gazi Mustafa Kemal Pasha atau dikenal dengan nama Mustafa Kemal Ataturk adalah seorang perwira militer dan pemimpin revolusi di Turki. Atatürk juga dikenal sebagai pendiri dan presiden pertama bagi Republik Turki. Ia dikenal dengan ideologi sekuler dan nasionalisnya dan masyhur disebut dengan Kemalisme.
Atatürk dilahirkan pada 19 Mei 1981 di Thessaloniki, Yunani dan ia adalah anak dari seorang pegawai kecil yang kemudian menjadi pedagang kayu. Pada awalnya, ia hanya bernama Mustafa saja, sesuaui dengan budaya dan kebiasaan di Turki. Atatürk yang baru berusi tujuh tahun harus ditinggalkan oleh ayahna dan ia dibesarkan oleh ibunya.
Saat ia menginjak usia 12 tahun, Atatürk memutuskan untuk masuk ke sekolah militer di Selanik dan Manastir, keduanya adalah pusat nasionalisme Yunani dan anti-Turki.
Saat belajar di sekolah militer tersebut, ia mendapat tambahan nama Kemal karena kecerdasan akademiknya.
Pada 1985, Atatürk masuk ke akademi militer di Manastir dan lulus pada 1905 dengan pangkat letnan serta ia ditempatkan di Damaskus. Saat di Damaskus, Atatürk bergabung ke dalam sebuah kelompok rahasia kecil yang terdiri dari banyak perwira yang menginginkan pembaruan serta menjadi penentang Kesultanan Utsmaniyah.
Selanjutnya, pada 1907, Ataturk bergabung ke dalam Komite Kesatuan dan Kemajuan yang biasa dikenal dengan nama Turki Muda. Pada 1908, Ataturk bersama kelompok Turki Muda berhasil merebut kekuasaan dari Sultan Abdul Hamid II dan Ataturk menjadi tokoh militer senior.
Saat Kesultanan Utsmaniyah terlibat di dalam Perang Dunia I dan berada di pihak Jerman, Atatürk ditempatkan di daerah Tekirdag, sekitar Laut Marmara. Setelah perang selesai, Atatürk diangkat menjadi panglima dari semua pasukan yang berada di Turki Selatan. Atatürk bersama gerakan rakyat berhasil mengusir Sekutu dari Turki dan keberhasilan ini membuah Ataturk beserta rakyat Turki menyingkirkan kekuasaan Sultan dengan membuat pemerintahan tandingan di Anatolia.
Kepiawaian Ataturk dalam dunia militer, membuatnya mendapatkan promosi dan ia menjadi kolonel dan ditempatkan sebagai komandan di daerah Gallipoli. Saat itu, ia menjadi pemain penting dalam pertempuran melawan pasukan sekutu dalam Pertempuran Gallipoli.
Saat itu, Ataturk berhasil menahan pasukan sekutu dan membuatnya naik pangat menjadi Brigadir Jenderal dan ia mendaptkan gelar pasya. Selain itu, pengaruh, Atatürk semakin luas dan kuat dan dengan pengaruhnya ini, Atatürk berhasil menggulingkan Kesultanan Utsmaniyah dan merebut kembali iwlayah yang awalnya diserahkan kepada Yunani.
Setelah berhasil menggulingkan Utsmaniyah, Atatürk melakukan konsolidasi politik yang bertujuan untuk menjaga kekuasaannya dan melakukan pembaruan bagi kehidupan rakyat Turki, meliputi ekonomi, sosial, dan politik. Garis politik Atatürk di Turki sangat jelas, ia memisahkan kehidupan agama dan negara.
Oleh karena itu, ia dikenal sebagai salah satu tokoh sekulerisme yang paling berpengaruh. Walapun begitu, Ataurk menghormati situs-situs bersejarah umat Islam di Turki. Di Indonesia, perjuangan Ataturk menjadi inspirasi bagi kaum muda untuk melawan Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda.
Pada 1937, kesehatan Kemal Ataturk semakin memburuk dan pada awal 1938, ketika sedang dalam perjalanan menuju Yalova, ia menderita penyakit serius dan harus pergi ke Istanbul untuk mendapatkan perawatan dan ia didiagnosis menderita sirosis hati. Pada akhirnya, Ataturk mengembuskan napas terakhirnya pada 10 November 1938 di Istana Dolmabahce.
EIBEN HEIZIER
Baca: Mustafa Kemal Ataturk Bakal Jadi Nama Jalan di Menteng, Begini Kata warga DKI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini