Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada 7 Januari 1984, menjadi salah satu hari bersejarah bagi rakyat Brunei Darussalam, bahkan Asia Tenggara. Sebab, tepat 38 tahun yang lalu, Brunei telah resmi bergabung menjadi anggota ke-6 ASEAN.
Hikayat Brunei Darussalam
Dilansir dari laman resmi United Nations atau PBB, sejak abad ke-14 hingga ke-16, Brunei Darussalam adalah kedudukan kesultanan yang kuat dengan wilayangnya yang membentang di Sabah, Sarawak, dan Filipina bagian bawah. Dengan demikian, Sultan saat ini merupakan salah satu dinasti tertua yang terus berkuasa di dunia. Menjelang abad ke-19, Kekaisaran Brunei Darussalam telah dihancurkan oleh perang, pembajakan, dan ekspansi kolonial kekuatan Eropa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 1847, sultan membuat perjanjian dengan Inggris Raya dan pada tahun 1888 Brunei Darussalam secara resmi menjadi protektorat Inggris. Pada tahun 1906, Sistem Residensial didirikan di Brunei Darussalam. Seorang Residen Inggris dinominasikan sebagai wakil pemerintah Inggris untuk menasihati sultan dalam segala hal kecuali adat Melayu, tradisi dan agama Islam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perjanjian 1959 menetapkan konstitusi tertulis yang memberikan pemerintahan sendiri internal Brunei Darussalam. Pada tahun 1971, perjanjian tersebut diamandemen dan direvisi untuk menegaskan kemerdekaan internal penuh kecuali urusan pertahanan dan eksternal.
Pada tahun 1967, Yang Mulia Sultan Haji Sir Muda Omar Ali Saifuddien turun tahta demi putranya Pangeran Muda Mahkota Hassanal Bolkiah. Pada 1 Januari 1984 Brunei Darussalam melanjutkan kemerdekaan penuh dan Sultan menjabat sebagai Perdana Menteri, Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri untuk memimpin enam kabinet.
Brunei resmi bergabung menjadi Anggota Association of Southeast Asian Nations atau ASEAN yang keenam pada 7 Januari 1984. Selain menjalin hubungan dengan ASEAN, Brunei juga telah tergabung dengan Commonwealth atau Persemakmuran.
Brunei Darussalam terletak di barat laut pulau Kalimantan. Negara ini memiliki luas total 5.765 km persegi dengan garis pantai sekitar 161 km di sepanjang Laut Cina Selatan. Di Utara, kawasannya dibatasi oleh Laut Cina Selatan dan di semua sisi lainnya oleh Negara Bagian Sarawak Malaysia.
Brunei terbagi menjadi empat distrik yaitu Brunei/Muara, Tutong, Belait dan Temburong. Bandar Seri Begawan adalah ibu kota Brunei Darussalam dengan luas sekitar 16 km persegi. Desa Air Brunei yang terkenal atau Kampong Ayer, juga terletak di sini.
Untuk iklim disana, Brunei memiliki iklim khatulistiwa yang ditandai dengan suhu tinggi yang seragam, kelembapan tinggi, dan curah hujan tinggi. Temperatur disana berkisar antara 23 - 32 derajat celcius, sedangkan curah hujan bervariasi dari 2.500 mm per tahun di pantai hingga 7.500 mm di pedalaman. Selain itu, tidak ada musim hujan yang jelas disana.
Melansir dari britannica.com, populasi dari Brunei pada 2023 ini diperkirakan sekitar 445.900 jiwa. Hampir dua pertiga populasi Brunei diklasifikasikan secara resmi sebagai Melayu. Namun, kategori ini tidak hanya mencakup etnis Melayu tetapi juga sejumlah masyarakat adat, yaitu Dusun, Belait, Kedayan, Murut, dan Bisaya (Bisayah).
Orang Cina membentuk sekitar sepersepuluh dari populasi. Penduduk Brunei lainnya terdiri dari masyarakat adat (non-Melayu) lainnya, seperti Iban atau Dayak Laut, berbagai bangsa keturunan Asia Selatan, dan pekerja temporer, terutama dari Asia dan Eropa.
Bahasa resmi yang digunakan di negara ini adalah bahasa Melayu, dengan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua utama. Banyak orang Cina berbicara bahasa Cina selatan, dan banyak yang belajar bahasa Mandarin di sekolah.
Penduduk Brunei Darussalam sebagian besar adalah Muslim Sunni, meskipun orang Tionghoa biasanya mengikuti agama Buddha, Taoisme, Konfusianisme, atau Kristen. Beberapa masyarakat adat adalah Kristen, sementara yang lain mengikuti agama lokal mereka sendiri.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.