Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta – Baru-baru ini, seorang pemimpin dari gerakan anti-masker di Texas, Caleb Wallace dikabarkan meninggal dunia. Kabar kematiannya disampaikan langsung oleh Jessica Wallace, istri Caleb Wallace melalui postingan GoFoundMe pada Sabtu, 28 Agustus 2021 lalu. Covid-19 menjadi penyebab utama meninggalnya Wallace yang terinfeksi sejak akhir Juli 2021.
Sebagaimana dilansir dari laman chron.com, Caleb Wallace merupakan salah seorang aktivis dan pendiri gerakan San Angelo Freedom Defenders dan West Texas Minutemen State Coordinator. Pada dasarnya, organisasi ini bertujuan untuk memberikan kebebasan secara luas kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif di kehidupan bernegara. Selain itu, organisasi ini bertujuan menuntut hak-hak alamiah yang diberikan kepada Tuhan dilindungi secara konstitusional.
Wallace juga dikenal sebagai sosok aktivis yang menentang kebijakan menggunakan masker selama pandemi Covid-19 melanda di kota San Angelo. Serangkaian penolakan terhadap mitigasi virus Covid-19 telah dilakukannya selama musim panas pada 2020. Beberapa kegiatan yang dilakukan, seperti San Angelo Freedom Parade pada Juli 2020 dan The October Relly pada Oktober 2020.
Mengutip laman wfla.com, melalui slogan utama berupa anti-masker, laki-laki berusia 30 tahun ini menjadi sosok yang paling gencar menolak peraturan memakai masker. Dengan membawa gagasan utama ‘Rally Freedom’, Wallace bergerak bersama organisasi San Angelo Freedom Defenders. Berkat pandangan dan kevokalannya dalam kehidupan sosial, Wallace kerap hadir di beberapa pertemuan dewan kota San Angelo dan seringkali muncul dalam pemberitaan media lokal.
Tak hanya itu, kontroversinya berlanjut tatkala dirinya terpapar Covid-19. Caleb Wallace mengobatinya dengan menggunakan ivermectin. Sebagaimana dilaporkan San Angelo Standar Times, ivermectim dikenal sebagai obat cacing untuk ternak dan setahun belakangan menjadi populer di kalangan kelompok yang tidak mempercayai dokter dan vaksin.
Pada awal Agustus, Caleb Wallace tidak sadarkan diri dan dirujuk ke rumah sakit untuk ditangani dengan perawatan yang lebih intensif. Pada Sabtu, 28 Agustus 2021 lalu dirinya dikabarkan meninggal karena virus corona. Sungguh ironis.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca: Ribuan Warga Eropa Protes Pembatasan Sosial dan Menolak Wajib Masker
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini