Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan pada Minggu, 22 September 2024, bahwa serangan terhadap kelompok Hizbullah Lebanon akan terus berlanjut hingga warga Israel yang mengungsi dari Israel utara kembali ke rumah mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hizbullah mulai merasakan kekuatan tentara Israel, dan sudah ada perasaan kuat bahwa mereka sedang diburu," kata Gallant dalam sebuah inspeksi di sebuah pangkalan Angkatan Udara di Israel utara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, laporan-laporan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang mempertimbangkan untuk memecat Menteri Pertahanan atau Menhan Yoav Gallant. Ini mengguncang lanskap politik dan ekonomi Israel dalam beberapa waktu terakhir.
Saluran televisi dan situs-situs berita terkemuka Israel melaporkan bahwa Netanyahu, di bawah tekanan dari mitra koalisi sayap kanan, mempertimbangkan untuk memecat Gallant dan menggantinya dengan mantan sekutu yang kini menjadi saingannya, Gideon Saar, yang saat ini menjadi anggota oposisi.
Langkah seperti itu akan menjadi guncangan besar bagi lanskap politik dan keamanan, terutama dengan ancaman perang habis-habisan antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon. Shekel melemah 1 persen menjadi hampir 3,75 persen terhadap dolar, sementara indeks saham utama Tel Aviv turun 1,4 persen menjadi 1,6 persen.
Profil Yoav Gallant
Yoav Gallant politikus dan mantan pejabat militer Israel yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Dikutip dari Britannica, Gallant lahir di Jaffa, Tel Aviv–Yafo pada 8 November 1958. Orang tuanya merupakan penyintas Holocaust. Gallant menerima gelar Manajemen Bisnis dan Keuangan dari Universitas Haiva.
Gallant memulai karier militer pada 1976 ketika direkrut menjadi wajib militer, dan ia bertugas di unit komando elite angkatan laut Israel Flotilla 13. Pada 1977, dia diangkat sebagai komando angkatan laut di Flotilla ke-13.
Dia pindah bekerja sebagai penebang pohon pada 1980-an, dan kembali ke angkatan laut dan bertugas di kapal rudal dan di Armada ke-13. Pada 1992, dia ditugaskan memimpin Flotilla ke-13. Setelah bertugas tiga tahun, dia diangkat jadi komando Divisi Gaza.
Pada 2001 Gallant menjadi Wakil Kepala Komando Angkatan darat. Dia mencapai pangkat mayor jenderal ketika ia menjadi Sekretaris Militer Perdana Menteri pada 2002. Pada 2005, dia diangkat sebagai komandan Komando Selatan. Selama masa jabatannya (yang berlangsung hingga 21 Oktober 2010), Israel Defense Force (IDF) memulai Operasi Cast Lead melawan Hamas di Jalur Gaza.
Pada 22 Agustus 2010, Menteri Pertahanan Ehud Barak mengajukan pencalonan Gallant untuk jabatan Kepala Staf IDF. Namun, pada 1 Februari 2011, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Ehud Barak membatalkan penunjukan Gallant sebagai panglima Angkatan Pertahanan Israel. Pada tahun yang sama ia juga pensiun dari militer sebagai mayor jenderal.
Pada 2015, Yoav Gallant masuk ke dunia politik. Ia bergabung dengan Partai Kulanu. Dia mencalonkan diri sebagai anggota Knesset (parlemen) bersama partai itu. Dari situ, ia juga menjadi Menteri Konstruksi.
Ketika pemilihan umum tahun 2018, Gallant bergabung dengan Likud milik Netanyahu. Empat tahun kemudian ia menjadi menteri pertahanan di pemerintahan sayap kanan Netanyahu. Namun, Gallant membelot dan berbalik menentang Netanyahu karena perbedaan pandangan politik.
Pemimpin bisnis Israel desak Netanyahu tak pecat Yoav Gallant
Pada 2023, ketika Netanyahu mendorong rencana yang tak populer untuk mengekang independensi peradilan, Gallant menjadi anggota koalisi pemerintah yang paling menonjol yang secara terbuka memutus hubungan dengannya, dengan alasan bahwa rencana tersebut akan merugikan keamanan Israel. Netanyahu mengumumkan niatnya untuk memecat Gallant tetapi mundur setelah ratusan ribu warga Israel membanjiri jalan untuk memprotes pemecatan Gallant.
Namun, Forum Bisnis Israel mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk tidak memecat menteri pertahanannya, dengan mengatakan bahwa hal tersebut akan menciptakan lebih banyak perpecahan dan melemahkan negara tersebut setelah adanya laporan-laporan mengenai perombakan politik yang akan terjadi di negara tersebut.
"Segera hentikan proses penggantian (Yoav Gallant)," kata forum tersebut dalam sebuah pernyataan, Selasa, 17 September 2024. "Pemecatan menteri melemahkan Israel di mata musuh-musuhnya, dan akan semakin memperdalam perpecahan di antara rakyat Israel."
KAKAK INDRA PURNAMA | IDA ROSDALINA | ANANDA BINTANG PURWARAMDHONA | MIDDLE EAST MONITOR
Pilihan editor: Israel Digoyang Isu Netanyahu akan Pecat Yoav Gallant