Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Warga Jerman akan memberikan suara pada Minggu, 23 Februari 2024, dalam pemilihan umum nasional. Pemilu Jerman digelar untuk memilih parlemen dan pemerintahan baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Anadolu, pemungutan suara kali ini penting yang dapat mengubah lanskap politik negara tersebut. Tempat pemungutan suara dibuka pada pukul 8 pagi di hampir 90.000 lokasi di seluruh negeri dan akan ditutup pada pukul 6 sore.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih dari 59 juta warga negara Jerman berhak memberikan suara dalam pemilu, termasuk 2,3 juta pemilih pemula, menurut data resmi. Para pemilih cenderung berusia lanjut, dengan 42 persen pemilih berusia 60 tahun ke atas. Sebanyak 13 persen pemilih berusia di bawah 30 tahun.
Lebih dari 7 juta pemilih yang memenuhi syarat memiliki latar belakang imigran, termasuk lebih dari 1 juta warga negara Jerman asal Turki.
Beberapa warga Jerman telah mengirimkan surat suara mereka. Sementara itu ribuan warga negara yang tinggal di luar negeri mengunggah di media sosial bahwa dokumen pemungutan suara melalui pos belum tiba tepat waktu.
Partai Demokrat Kristen yang dipimpin pemimpin oposisi Friedrich Merz difavoritkan untuk memenangkan pemilu. Namun Partai Demokrat Kristen diperkirakan tidak memperoleh cukup kursi untuk membentuk pemerintahan sendiri.
Data jajak pendapat INSA terkini menunjukkan aliansi CDU/CSU yang berhaluan tengah-kanan memperoleh 29,5 persen dukungan pemilih, unggul 14 poin atas Partai Sosial Demokrat (SPD) pimpinan Kanselir Olaf Scholz. Partai Alternatif untuk Jerman (AfD) yang berhaluan kanan ekstrem telah diperkirakan mendulang suara 21 persen dalam jajak pendapat terbaru. Partai AfD memposisikan dirinya sebagai kekuatan politik terkuat kedua di negara tersebut.
Sebuah survei yang dirilis hari Kamis menunjukkan bahwa hampir 27 persen pemilih masih ragu-ragu siapa yang akan dipilih. Mereka tidak yakin akan memilih partai mana.
Pemilu Jerman tak otomatis memilih kanselir yang baru. Sistem pemilu Jerman dikenal rumit. Kanselir dipilih secara tidak langsung. Pemilih memilih anggota parlemen baru, yang kemudian memilih kanselir baru melalui pemungutan suara di antara mereka.
Jika partai pemenang memperoleh mayoritas di parlemen, atau berhasil membangun pemerintahan koalisi dengan mayoritas absolut, kandidatnya menjadi kanselir negara berikutnya.
Pilihan editor: Israel Tolak Bebaskan Ratusan Tahanan Palestina Tanpa Alasan Jelas