Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Jurus parpol sesudah malvinas

Sdp (partai demokrasi sosial), partai baru yang didirikan oleh roy jenkins, david owen, shirley williams dan williams rodgers. merupakan saingan berat bagi pm. margaret thatcher.(ln)

24 Juli 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA menjadi mahasiswa di Oxford, Roy Jenkins lulus dengan predikat sangat memuaskan. Ketika usianya 34 tahun, dia terpilih sebagai arrggota parlemen dari Partai Buruh. Sampai 29 tahun Jenkins di parlemen dan ketika Sir Harold Wilson memerintah, Jenkins diangkat jadi Menteri Dalam Negeri. Tahun 1977, setelah Wilson jatuh, Jenkins pindah ke Brussel sebagai presiden dari EEC (Pasaran Bersama Eropa). Banyak yang menyangka Jenkins sudah kapok jadi politikus. Suaranya hanya sesekali terdengar lewat BBC sebagai penceramah udara. Tahun 1981, dia kembali ke London. Partai Buruh tidak di hatinya lagi. Tampaknya dia juga bosan selama ini jadi tokoh pendukung partai, tanpa berhasil naik ke jenjang yang lebih tinggi. Maka berkumpul "gang of four" (Jenkins, David Owen, Shirley Williams dan William Rodgers) mendirikan SDP (Partai Demokrasi Sosial). Sebagai pelarian dari Partai Buruh yang kini berada di ambang perpecahan, mereka beraliansi dengan Liberal. Tujuan utama SDP ialah mengalahkan dominasi Partai Konservatif dan Partat Buruh yang selama 60 tahun teraIhir ini bergantian memimpin pemerintahan. Awal Juli ini, Jenkins terpilih sebagai pemimpin SDP. Cita-citanya sebagai politikus puncak baru terkabul pada usia 61 tahun Jenkins memenangkan 55,7% dari lawan tunggalnya, Dr. David Owen yang cuma mengumpulkan 44,3% suara. Di Inggris, baru pertama kali ini pemilihan dilakukan lewat pos. Dari 63.000 anggota, ada 75,6% yang telah mengeposkan pilihannya. Banyak pengamat politik berpendapat bahwa SDP bersama Roy Jenkins -- tokoh kawakan -- merupakan partai baru (didirikan Maret 1981) yang bisa mempunyai identitas jelas tandas. Bahlan banyak yang menduga SDP merupakan ranjau yang akan bisa memporak-porandakan Konsevatif yang kini memerintah. Selain itu, suasana kepartaian umumnya di Inggris sedang dilanda perpecahan. Misalnya Partai Konservatif. Ada perselisihan dalam kabinet Margaret Thatcher. Meskipun PM Thatcher mendapat popularitas di atas 50% akibat kemenangan di Atlantik Selatan, masih ada sisi lain dari Inggris yang suram: Keadaan ekonomi memburuk, dan terjadi pemogokan buruh kereta api. Buruh tambang batubara, pegawai rumah sakit, dan lain-lain bisa saja mempertebal rasa solidaritas. Di Inggris, kaum buruh mempunyai kegemaran mogok. Majelis Rendah akhirnya menyetujui (tanpa voting) usaha. PM Thatcher membentuk Komisi Lima (Harold Macmillan, Lord Home, Sir Harold Wilson, Edward Heath danJames Callaghan). Tujuannya ialah mengusut kembali kebijaksanaan pemerintah mengenai Malvinas (Flakland) sejak 1965 (TEMpo 17 Juli), akibat banyak kritik di parlemen. Seolah pemerintah Inggris selama ini kurang waspada hingga Argentina berani menyerang koloni di Atlantik Selatan itu. Tapi dalam mencari "kambing hitam" itu PM Thatcher belum berarti bebas dari ranjau kekalutan ekonomi. Dan pemilihan umum direncanakan Mei 1984. Partai Buruh tetap merupakan lawan tangguh bagi SDP. Tapi di bawah pimpinan Michael Foot, Partai Buruh mengalami krisis: Ada golongan yang semakin ke "kiri" dan ada yang tetap ke "kanan". Dalam kancah perpecahan buruh itulah SDP lahir dengan tepat. Tokoh muda seperti Owen, 44 tahun, mempunyai banyak waktu mengelola SDP. William Rodgers telah menulis apa dan bagaimana SDP itu. Dalam tulisannya yang 180 halaman itu, Rodgers mengatakan bahwa "SDP adalah air saringan dari Buruh dan dilengkapi oleh citra baik dari Partai Konservatif." Kembalinya Jenkins ke dunia politik, suatu comeback yang cukup memukau. Kalau Thatcher tidak hati-hati, "dia bisa tergelincir nantinya oleh SDP," tulis Christian Science Monitor, koran Amerika. SDP digambarkan sedang memasang "kuda-kuda" dan melatih jurusnya, menjelang pemilu berikutnya. Banyak yang menduga, setelah usai krisis Malvinas, jatuh dan bangunnya Thatcher akan tergantung bagaimana caranya dia menangani masalah pengangguran, masalah inflasi. Soal perang di Atlantik Selatan sudah tidak mengganggu pikirannya lagi. Apalagi pemerintah Argentina kini telah mengakui bahwa "nuestro Malvinas" memang telah dikalahkan Inggris.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus