Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

"saya pastilah seorang zionis"

Wartawan Israel, Uri Avnery, yang dekat PLO dituduh berkhianat, karena menemui Yasser Arafat di Beirut barat untuk berwawancara. (ln)

24 Juli 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DIA seorang Israel yang mungkin terdekat dengan PLO. Tak banyak sebetulnya yang terkejut di Israel ketika ia, di hari Sabbath (3 Juli) mengontak organisasi pembebasan Palestina itu. Yang membikin berang orang Israel lain ialah bahwa ia, Uri Avnery, di saat sengitnya serbuan. Israel untuk membinasakan Ketua PLO Yasser Arafat, malah menemui sang musuh di kandangnya di Beirut. Maksudnya: untuk berwawancara. Seorang menteri Israel serta merta menilai tindakan Avnery bukan saja sebagai "pelanggaran hukum". Avnery bahkan ia anggap "telah bergabung dengan musuh-musuh aktif Negara Israel, yang sedang berusaha sebaik-baiknya untuk menyelamatkan leher Arafat. Beberapa anggota Partai Likud yang memerintah pun mendesak agar Avnery diadili sebagai pengkhianat. Berkhianatkah Avnery? Bekas anggota Knesset (Parlemen) dari Partai Sheli ini juga redaktur majalah Ha'olam Hazeh (Dunia Ini). Menurut pemimpin Partai Sheli, kepergian Avnery menemui Arafat dengan demikian bukanlah sebagai orang partai, tapi sebagai wartawan. Avnery sendiri memang mengatakan, "Merupakan tugas jurnalistik saya untuk menginterviu Arafat, yang merupakan orang terpenting saat ini." Namun ada dugaan bahwa bukan Avnery yang mengambil inisiatif. Wawancara itu (pertama kalinya diberikan Arafat kepada seorang wartawan Israel) diatur oleh PLO. Avnery sendiri mengakui bahwa ia "diundang". Pihak PLO yang mengatur pertemuan lewat seorang pembantu Arafat, Issam Sartawi. Menurut kesimpulan Avnery, semua itu adalah "isyarat" PLO kepada publik Israel, bahwa pihak Palestina tertarik untuk memperoleh penyelesaian damai. Pertemuan Avnery-Arafat berlangsung selama dua jam, di sebuah apartemen di Beirut Barat. Arafat, yang di pers Israel biasa digambarkan mirip bandit, oleh Avnery kemudian dilukiskan sebagai "tenang" clan "dalam percakapan pribadi, sangal. berbeda dari kesan yang ia tampilkan bila bicara di televisi." Yang menarik ialah bahwa, menurut Avnery, Arafat berulang kali mengutip dokumen-dokumen yang secara implisit mengikat PLO untuk mengakui Israel. Kesan Avnery, bukan tujuan Arafat untuk menghancurkan Negara Israel. Kesan ini nampaknya diperkuat pekan lalu. Pejabat PLO Issam Sartawi di Paris menyebut bahwa PLO rmengakui hak Israel untuk ada. Yang dituntut PLO adalah pengakuan Israel atas sebuah negara Palestina. Ide seperti itu, bagi Uri Avnery, cocok benar dengan gagasannya. Sejak 1948 ia memperjuangkan penyelesaian "dua negara" bagi pertikaian Palestina-Israel. Di tahun 1950 ia membeli seluruh saham majalah Ha'olam Hazeh yang dimiliki keluarganya. Mingguan ini kemudian menampilkan pembongkaran terhadap soal korupsi dan sekaligus jadi suara cita-cita Palestina. Avnery kemudian mengadakan kontak dengan pejabat senior PLO di tahun 1974, ketika ia melihat perubahan sikap PLO ke arah pendekatan "dua-negara. Ia pun jadi salah satu pemimpin "Dewan Israel untuk perdamaian Israel-Palestina" yang membangun kontak resmi dengan PLO di patengahan 1963. Maret 1977, ia ikut mendirikan Partai Sheli, yang memenangkan dua kursi pada Pemilu 1977. Dia sendiri anggota Knesset (Parlemen) antara 1965-1973-dengan tingkah yang merepotkan pimpinan Partai Buruh. Buku Avnery, Israel Without Zionists, banyak terpampang di toko-toko buku negeri-negeri Arab. Anti-Zioniskah Uri Avnery? Dalam sebuah wawancara majalah The Middle East Oktober 1978, Avnery mengatakan bahwa kata "Zionisme" sudah kehilangan artinya yang persis. "Jika Zionisme berarti patriotisme Israel, atau keyakinan akan terus hidupnya Israel, saya pastilah seorang Zionis." Namun Avnery, berbeda dengan banyak orang di Israel, berbeda dengan orang seperti Menachem Begin, tak bermaksud mencaplok Tepi Barat Sungai Yordan dan Gaza -- yang oleh Begin disebut sebagai "Yudea dan Samaria". Ide Avnery ialah sebuah negara Palestina merdeka di wilayah itu. Yang sulit ialah bahwa ide yang masuk akal itu masih tetap tak diterima oleh kedua belah pihak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus