Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kabinet Israel Copot Jaksa Agung karena Protes Pemecatan Kepala Shin Bet

Kabinet Israel menyetujui mosi tidak percaya diri terhadap jaksa agung Gali Baharav-Miara

24 Maret 2025 | 13.30 WIB

Jaksa Agung Israel Gali Baharav-Miara. Reuters
Perbesar
Jaksa Agung Israel Gali Baharav-Miara. Reuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kabinet Israel menyetujui mosi tidak percaya diri terhadap Jaksa Agung Gali Baharav-Miara pada Ahad, menurut Hareetz, salah satu surat kabar terkemuka di negara itu seperti dilansir Reuters.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menjelang pemungutan suara, Baharav-Miara memperingatkan para menteri bahwa pemerintah berusaha untuk "berada di atas hukum" dan bahwa mosi itu hanya berfungsi untuk memastikan kesetiaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Meskipun kabinet Israel menyetujui tindakan tersebut, pemecatannya masih membutuhkan persetujuan dari komite penunjukan.

Pencopotan kepala Shin Bet Ronen Bar, yang disetujui oleh kabinet pekan lalu, diikuti dengan mosi tidak percaya terhadap jaksa agung Gali Baharav-Miara, yang sering bentrok dengan pemerintah saat ini.

Setelah pemungutan suara, Menteri Hukum Yariv Levin meminta Baharav-Miara untuk mengundurkan diri. Levin mengatakan "perbedaan pendapat yang substansial dan berkepanjangan" mencegah kerja sama yang efektif antara pemerintah dan kepala penasihat hukumnya.

Levin menegaskan akan berkonsultasi dengan komite yang bertanggung jawab untuk menunjuk jaksa agung dan membawa proposal untuk pemecatan Baharav-Miara.

Awal bulan ini, Levin mulai bergerak untuk memecat Baharav-Miara, menuduhnya mempolitisasi kantornya dan menghalangi pemerintah.

"Cara untuk memulihkan kepercayaan tidak ada lagi," katanya dalam sebuah pernyataan pada Ahad. "Situasi ini sangat merugikan fungsi pemerintah dan kemampuannya untuk menerapkan kebijakannya."

Pemecatan Baharav-Miara, mantan jaksa distrik yang ditunjuk di bawah perdana menteri sebelumnya Naftali Bennett, bisa terjadi berbulan-bulan lagi.

Namun, langkah pemecatan terhadap kedua pejabat itu telah menuai tuduhan dari pengunjuk rasa dan oposisi Israel bahwa pemerintah sayap kanan Netanyahu merusak lembaga-lembaga utama negara.

Pemecatan Bar, yang disetujui oleh kabinet meskipun ada keberatan dari Baharav-Miara, telah ditunda selama dua pekan oleh perintah sementara dari Mahkamah Agung.

Pada Sabtu malam, Netanyahu merilis video yang membela pemecatan Bar dan menolak tuduhan bahwa pemecatan itu bertujuan untuk menggagalkan penyelidikan Shin Bet atas tuduhan hubungan keuangan antara Qatar dan para pembantu di kantor perdana menteri.

Sebaliknya, katanya, penyelidikan Shin Bet dirancang untuk menunda pengunduran diri Bar yang dihadapkan atas kegagalan intelijen sehingga memungkinkan serangan dahsyat Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Netanyahu telah menolak tuduhan dalam apa yang disebut "Qatargate" sebagai upaya untuk melemahkan pemerintahannya karena alasan politik, sementara Qatar telah menolaknya sebagai "kampanye fitnah".

Para pengunjuk rasa Israel turun ke jalan untuk hari keenam pada Ahad ketika kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyetujui mosi tidak percaya terhadap jaksa agung.

Puluhan ribu warga Israel telah bergabung dengan demonstrasi di Yerusalem dan Tel Aviv selama sepekan terakhir, karena kekhawatiran akan keselamatan sandera Israel. Ini setelah dimulainya kembali serangan pengeboman di Gaza dan kemarahan atas langkah untuk memecat kepala badan intelijen domestik telah menyatukan berbagai kelompok protes.

Keluarga dan pendukung 59 sandera yang masih ditahan di Gaza telah melampiaskan kemarahan mereka atas apa yang dilihat banyak orang sebagai pengabaian pemerintah terhadap orang yang mereka cintai.

"Kami di sini untuk memperjelas bahwa Israel adalah demokrasi dan akan tetap menjadi demokrasi," kata Uri Ash yang berusia 46 tahun pada sebuah protes di Tel Aviv. "Kami akan menjatuhkan pemerintah ini karena menghancurkan Israel," katanya.

Meskipun kelompok-kelompok protes memiliki prioritas yang berbeda, mereka telah membangun demonstrasi massa sebelum perang Gaza melawan langkah pemerintah untuk mengekang kekuasaan Mahkamah Agung Israel.

Netanyahu mengatakan pada saat itu perombakan diperlukan untuk mengendalikan penjangkauan peradilan yang mengganggu otoritas parlemen, tetapi pengunjuk rasa mengatakan itu adalah upaya untuk melemahkan salah satu pilar demokrasi Israel.

Netanyahu kini tengah menghadapi persidangan atas kasus korupsi.

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus