Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

KBRI Seoul Pastikan Tak Ada WNI dalam Pesawat Jatuh Jeju Air 7C2216

Pesawat Jatuh Jeju Air 7C2216 menewaskan 120 orang dan 2 orang selamat. Dari jumlah itu, tidak ada WNI

29 Desember 2024 | 15.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas pemadam kebakaran berada di lokasi pesawat yang mengalami kecelakaan di Bandara Internasional Muan di Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, 29 Desember 2024. Sedikitnya 28 orang tewas ketika sebuah pesawat keluar landasan pacu dan menabrak tembok di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan. Yonhap via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - KBRI Seoul dan Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta memonitor perkembangan kecelakaan pesawat jatuh Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 yang terjadi di Muan International Airport, Korea Selatan, pada Minggu, 29 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam keterangannya, KBRI Seoul menjelaskan sedang berkoordinasi dengan otoritas setempat. Berdasarkan informasi melalui media setempat, pesawat naas itu terbang dari Bangkok membawa total 181 orang yang terdiri dari 173 WN Korea dan 2 WN Thailand serta 6 awak pesawat. Tidak ada WNI yang menjadi penumpang dalam pesawat tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, otoritas pemadam kebakaran Korea Selatan melaporkan setidaknya 120 orang tewas dalam musibah jatuhnya pesawat Jeju Air 7C2216. Burung besi itu mendarat di Muan International Airport tanpa roda sehigga keluar dari landasan pacu dan meledak saat menabrak sebuah tembok bandara.

Kementerian Transportasi Korea Selatan menjelaskan Jeju Air 7C2216 berusaha melakukan pendaratan setelah pukul 9 pagi di bandara Muan International Airport. Data kementerian memperlihatkan ini adalah kecelakaan udara paling mematikan yang pernah dialami maskapai dari Negeri Gingseng dalam hampir tiga dekade.    

Jeju Air 7C2216 adalah pesawat bermesin ganda tipe Boeing 737-800. Rekaman video memperlihatkan pesawat meluncur di landasan dalam kondisi roda tak keluar, lalu menghantam sebuah dinding bandara dan meledak hingga menjadi puing-puing. Dua awak pesawat, yakni seorang laki-laki dan perempuan, diselamatkan dari bagian ekor pesawat. .

Otoritas telah mengubah upaya penyelamatan menjadi operasi pemulihan. Kerasnya benturan pesawat ke tembok bandara membuat kemungkinan penumpang terlempar dari pesawat ke area sekitar TKP. Beberapa jam setelah pesawat jatuh, kendaraan pembawa jenazah berderet untuk membawa mayat-mayat keluar dari TKP. Otoritas mengatakan area berkabung darurat sudah didirikan. 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus