Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Israel dikenal sebagai negara yang membenci Palestina, bahkan tak menganggap warga Palestina sebagai sesama manusia. Sentimen Israel terhadap Palestina ini telah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun lamanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bahkan, konflik Israel Palestina disebut sebagai salah satu sengketa paling rumit dalam sejarah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Israel juga sering melancarkan serangan ke Palestina. Ternyata hal tersebut dilakukan bukan hanya karena sengketa wilayah, melainkan ada beberapa alasan lainnya. Bahkan terbaru, PM Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel akan menguasai Gaza dengan dalih untuk menjamin keamanan negaranya.
"Saya pikir Israel, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan, akan memikul tanggung jawab keamanan secara keseluruhan karena kita telah melihat apa yang terjadi jika kita tidak memiliki tanggung jawab keamanan tersebut," katanya dalam wawancara dengan televisi AS, ABC, Senin, 6 November 2023.
Lantas, kenapa Israel benci Palestina? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Konflik Tanah
Melansir dari Vox, alasan Israel benci Palestina adalah karena adanya konflik tanah. Israel adalah satu-satunya negara Yahudi di dunia yang terletak tepat di sebelah timur Laut Mediterania. Sedangkan orang Palestina adalah penduduk Arab asli yang sekarang tanahnya dikuasai Israel.
Konflik tanah antara Israel-Palestina adalah tentang siapa yang mendapat tanah dan bagaimana penguasaannya.
Konflik keduanya dimulai pada awal abad ke-20, saat orang-orang Yahudi yang melarikan diri dari penganiayaan di Eropa ingin mendirikan tanah air nasional di wilayah Palestina, yang saat itu merupakan wilayah mayoritas Arab dan Muslim di masa Ottoman dan kemudian dikuasai Kerajaan Inggris.
Orang-orang Arab menolak penguasaan Yahudi karena menganggap tanah tersebut adalah hak mereka. Rencana awal PBB untuk memberikan sebagian tanah kepada masing-masing kelompok gagal. Israel serta negara-negara Arab di sekitarnya berperang beberapa kali untuk memperebutkan wilayah tersebut. Perang besar terjadi pada 1948 dan yang lainnya pada 1967.
Sengketa Wilayah
Perang pada 1967 juga menjadi akar konflik mengapa Israel benci Palestina. Perang tersebut membuat Israel menguasai Tepi Barat dan Jalur Gaza. Padahal kedua wilayah tersebut menjadi rumah bagi banyak penduduk Palestina.
Saat ini, Tepi Barat secara nominal dikendalikan oleh Otoritas Palestina dan berada di bawah pendudukan Israel.
Hal ini diwujudkan dalam bentuk pembatasan keamanan Israel terhadap pergerakan dan aktivitas warga Palestina. Sementara pemukim ilegal Israel, orang-orang Yahudi yang membangun komunitas yang terus berkembang di Tepi Barat yang secara efektif menolak tanah tersebut untuk warga Palestina.
Di sisi lain, Gaza dikendalikan oleh Hamas, sebuah kelompok militan Islam. Kota ini berada di bawah blokade Israel sejak Hamas mengambil alih kendali pada 2007. Blokade yang sangat ketat ini membuat kelompok hak asasi manusia menyamakan situasi tersebut dengan “ kamp konsentrasi.”
Sengketa Kota Suci Yerusalem
Alasan kenapa Israel benci Palestina lainnya adalah karena sengketa memperebutkan Yerusalem. Mengutip Reuters, warga Palestina menginginkan Yerusalem Timur, yang mencakup situs-situs suci bagi umat Islam, Yahudi dan Kristen, menjadi ibu kota negara mereka.
Sedangkan Israel mengatakan Yerusalem harus tetap menjadi ibu kotanya yang “tak terpisahkan dan abadi”.
Klaim Israel atas bagian timur Yerusalem itu tidak diakui secara internasional. Namun, mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel – tanpa merinci luas yurisdiksinya di kota yang disengketakan tersebut – dan memindahkan kedutaan AS ke sana pada 2018.
Ketakutan, Iri Hati dan Kemarahan
Selain sengketa wilayah, kebencian Israel dan Palestina juga disebabkan oleh alasan lain. Melansir Al Jazeera, pada dasarnya Israel benci Palestina karena didorong oleh tiga sentimen dasar yaitu ketakutan, iri hati, dan kemarahan.
Ketakutan merupakan salah satu alasan mengapa Israel benci Palestina. Israel merasa khawatir terhadap Palestina setelah berhasil menduduki seluruh wilayah mereka. Kekhawatiran ini bukan hanya bersifat fisik atau materi, namun juga bersifat eksistensial.
Pada 2005, Israel pada dasarnya meninggalkan Gaza karena ketakutan lalu menerapkan blokade tidak manusiawi terhadap dua juta orang pengungsi yang tinggal di sana.
Israel takut akan hal-hal yang berkaitan dengan ketabahan Palestina, persatuan Palestina, demokrasi Palestina, puisi Palestina, dan semua simbol nasional Palestina, termasuk bahasa dan bendera. Israel juga takut terhadap ibu-ibu Palestina yang melahirkan bayi, yang mereka sebut sebagai “ancaman demografis”.
Israel juga selalu marah pada orang-orang Palestina yang menolak menyerah karena tidak mau pergi. Selama ini, Israel telah memenangkan semua perangnya sejak 1948 dan menjadi negara adidaya regional, yang memaksa rezim-rezim Arab untuk tunduk dalam penghinaan. Namun, Palestina terus menyangkal kemenangan Israel dan dan terus melawan apa pun yang terjadi.
Selain itu, Israel juga iri dengan kekuatan batin dan kebanggaan orang Palestina. Mereka iri dengan keyakinan orang Palestina yang kuat dan kesiapan mereka untuk berkorban.
Israel juga paling iri dengan sejarah dan budaya bangsa Palestina yang menjadi milik Palestina. Oleh karenanya, Israel berusaha menghapus atau mengubur seluruh jejak keberadaan Palestina, bahkan mengubah nama jalan, lingkungan, dan kota.
RIZKI DEWI AYU | AL JAZEERA | VOX | REUTERS