Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Vatikan melaporkan kondisi Paus Fransiskus pada Rabu, 5 Maret 2025, stabil dan tidak ada lagi krisis pernafasan. Paus total sudah tiga Minggu berjuang melawan pneumonia ganda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Reuters mewartakan Vatikan dalam laporannya pada Rabu kemarin mengatakan diagnosis dokter masih dijaga, yang berarti kondisinya belum terbebas dari bahaya. Sri Paus juga kembali menggunakan non-invasif ventilator mekanis sepanjang malam setelah pada siangnya alat itu dicopot. Hal ini menggaris bawahi kondisi kesehatan Paus masih mengkhawatirkan dalam upaya mengobati penyakit yang dideritanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketika alat ventilator dilepas, Paus Fransiskus bernafas menggunakan oksigen beraliran tinggi yang dipasang lewat selang lalu dihubungkan ke saluran hidungnya yang kecil.
Vatikan pada Senin, 3 Maret 2025, menggambarkan Paus Fransiskus menderita insufesiensi pernafasan akut, namun sudah tidak berulang.
Paus Fransiskus, 88 tahun, dilarikan ke Rumah Sakit Gemelli di Roma pada 14 Februari 2025, karena infeksi pernafasan yang membutuhkan perawatan secara konsisten. Sebelum dilarikan ke rumah sakit, Paus masih bekerja dan menjalani harinya di kuris roda. Pada 24 Februari 2025, untuk pertama kalinya Paus Fransiskus bisa bertelepon dengan pendeta paroki di Gaza, di mana kegiatan ini dulu sering dilakukan selama perang Gaza berkecamuk. Terakhir kalinya Paus Fransiskus bisa bekerja pada 27 Februari 2025.
Paus Fransiskus sudah tidak terlihat publik sejak masuk rumah sakit. Ini adalah ketidak hadiran Paus pertama kali sejak dia memulai tugas kepausan pada 12 tahun silam. Dokter yang merawat Paus belum bisa mengatakan berapa lama Sri Paus akan dirawat seperti ini.
Paus sudah melewatkan sejumlah acara gereja, termasuk layanan pada Rabu, 5 Maret 2025, atau yang dikenal dengan acara Ash, untuk menandai dimulainya 40 hari menuju Paskah. Tugas Paus dalam acara itu, lalu digantikan Kardinal Angelo De Donatis.
Pilihan editor: Uni Eropa Dukung Rencana Mesir untuk Rekonstruksi Gaza