Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh menuduh negara-negara Barat memberikan Israel izin untuk membunuh dalam serangannya terhadap kelompok Hamas. Israel telah membom Gaza secara besar-besaran sejak pejuang Hamas menyerbu perbatasannya dengan wilayah Palestina pada 7 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza pada hari Senin mengatakan korban tewas telah lebih dari 5.000 orang. Sebagian besar korban adalah warga sipil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Apa yang kami dengar dari mulut para pemimpin pendudukan (Israel) mengenai persiapan invasi darat berarti lebih banyak kejahatan, kekejaman dan pemindahan paksa,” kata Shtayyeh pada awal pertemuan pemerintah Otoritas Palestina.
“Kami mengutuk pernyataan yang merupakan izin untuk membunuh dan memberikan perlindungan politik kepada Israel untuk melakukan pembantaian dan menyebarkan kehancuran di Gaza,” ujarnya.
Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Kanselir Jerman Olaf Scholz dan para pemimpin lainnya telah mengunjungi Israel dalam beberapa hari terakhir. Para kepala negara itu menegaskan kembali hak untuk membela diri dan menyerukan pemerintah Israel agar tetap mematuhi hukum kemanusiaan internasional. Biden dan para pemimpin Inggris, Kanada, Prancis, Jerman dan Italia menegaskan kembali sikap tersebut dalam sebuah pernyataan yang dirilis Minggu.
Dari 5000 korban tewas, sekitar 2.055 anak-anak dan 1.119 perempuan. Sementara 15.273 orang terluka dalam pemboman tanpa henti tersebut.
Sementara itu, pejuang Hamas mengklaim berhasil memukul mundur pasukan Israel yang menyusup ke Jalur Gaza. Hamas juga menghancurkan beberapa peralatan militer Israel, kata sayap bersenjata kelompok Palestina, Brigade Qassam.
Kelompok tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa infiltrasi yang dilakukan oleh pasukan lapis baja terjadi di sebelah timur Khan Younis di wilayah selatan Gaza. Penyusupan itu terjadi di tengah perkiraan akan terjadinya serangan darat skala penuh oleh pasukan Israel yang berkumpul di sekitar daerah kantong tersebut.
“Pejuang terlibat dengan pasukan penyusup, menghancurkan dua buldoser dan sebuah tank dan memaksa pasukan mundur, sebelum mereka kembali dengan selamat ke pangkalan,” kata pernyataan itu.
Belum ada komentar langsung dari Israel mengenai penghancuran peralatan atau kendaraan Israel.
TRT WORLD
Pilihan Editor: Uni Eropa Desak Jeda Kemanusiaan di Jalur Gaza untuk Salurkan Bantuan