Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat pada Rabu, 25 Januari 2023, mengumumkan akan mengucurkan uang tunai USD 72 juta (Rp 1 triliun) untuk mendanai aparat keamanan Lebanon. Uang bantuan itu akan diberikan lewat program PBB setelah krisis mata uang di negara itu menggerus gaji yang diterima aparat keamanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Nilai mata uang Lebanon sudah berkurang hampir 97 persen terhadap mata uang USD sejak sistem keuangan di Lebanon lumpuh pada 2019 lalu. Kondisi ini mendorong sebagian besar gaji tentara Lebanon hanya sekitar USD 80 (Rp 1,1 juta).
Pasukan tentara Lebanon berjaga dengan di sebuah pos militer di atas bukit di antara kota perbatasan antara Lebanon dan Suriah, Arsal, 21 September 2016. REUTERS
Militer Lebanon sudah sangat tertekan dalam hal pendanaan, di mana kantin-kantin tentara di sana sudah tidak lagi menyajikan daging ke para pasukan sejak 2020. Militer Lebanon mulai mejajakan jalan-jalan dengan helikopter untuk melihat pemandangan dari angkasa demi bisa mendapatkan uang tambahan.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Lebanon Dorothy Shea mengatakan skema bantuan ini adalah kebijakan sementara karena situasi ekonomi Lebanon sudah darurat. Shea menyampaikan perihal ini didampingi oleh Komandan Angkatan Bersenjata Lebanon Joseph Aoun
Menurut Shea, program bantuan ini akan memberikan uang tunai USD 100 (Rp 1,4 juta) selama enam bulan ke depan pada anggota Angkatan Bersenjata Lebanon dan Pasukan Keamanan Dalam Negeri Lebanon.
Sebelumnya pada Juli 2021, Angkatan Darat Lebanon menawarkan paket wisata keliling dengan helikopter militer, menyusul lumpuhnya perekonomian Lebanon. Uang yang diperoleh itu nanti akan digunakan untuk biaya perawatan helikopter tersebut.
Bank Dunia menggambarkan Lebanon sebagai negara yang mengalami depresi terdalam dalam sejarah modern. Nilai mata uang Lebanon anjlok sampai lebih dari 90 persen dalam tempo kurang dari dua tahun. Lebih dari separuh populasi di negara itu terpuruk dalam kemiskinan.
Sumber: middleeastmonitor.com
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.