Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Mahmoud Abbas Desak Pembebasan Sandera Israel, Hamas Murka

Hamas mengecam keras pernyataan Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang menyebut mereka "anak-anak anjing" dan menuntut pelepasan sandera Israel.

25 April 2025 | 12.23 WIB

Hamas. Shutterstock
material-symbols:fullscreenPerbesar
Hamas. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bentrokan internal Palestina mencapai titik didih setelah Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas melontarkan kecaman keras terhadap Hamas. Seperti dilansir Al Jazeera pada Kamis, ia mendesak Hamas melepaskan sandera Israel hingga menyebut mereka:anak anjing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pernyataan kontroversial ini langsung memicu gelombang kemarahan dari Hamas dan kelompok perlawanan lainnya, memperlihatkan jurang pemisah yang semakin dalam di tengah krisis kemanusiaan Gaza.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Abbas berulang kali dan secara mencurigakan menyalahkan kejahatan pendudukan dan agresi yang sedang berlangsung pada rakyat kami," ujar pejabat senior Hamas Basem Naim, menyebut pernyataan Abbas sebagai "menghina".

Serangan verbal Abbas datang dalam pertemuan di Ramallah, di mana ia secara terbuka menuduh Hamas memberikan "alasan" bagi Israel untuk melancarkan serangan ke Gaza dengan menahan sandera.

"Saya yang membayar harganya, rakyat kami membayar harganya, bukan Israel," kata Abbas frustasi, sebelum melanjutkan dengan sebutan kasar.

Perseteruan ini menyoroti perpecahan politik dan ideologis yang telah memisahkan partai Fatah Abbas dan Hamas selama hampir dua dekade.

Pertikaian internal ini semakin mempersulit upaya menyatukan suara Palestina di tengah konflik yang telah menewaskan lebih dari 51.400 warga Gaza, mayoritas perempuan dan anak-anak.

Gerakan Mujahidin Palestina, kelompok yang memisahkan diri dari Fatah Abbas, juga mengecam keras pernyataan tersebut dan menuntut permintaan maaf resmi. Mereka menuding kepemimpinan Abbas "mengkriminalisasi perlawanan dan membebaskan pendudukan atas kejahatan yang sedang berlangsung."

Sementara itu, pembicaraan gencatan senjata dengan mediasi Mesir dan Qatar terus berlangsung di Kairo dengan delegasi Hamas, namun belum menunjukkan hasil konkret. Sejak serangan Israel dilanjutkan pada 18 Maret lalu, hampir 2.000 nyawa lagi telah hilang, menambah daftar panjang korban dalam konflik berdarah ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus