Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 2.000 orang telah ditangkap dalam aksi demo mahasiswa Pro-Palestina di puluhan kampus di Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Departemen Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap dari kampus Universitas California ketika para petugas berusaha membersihkan perkemahan para demonstran pro-Palestina pada Kamis pagi waktu setempat atau Jumat, 3 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala Interim Departemen Kepolisian Los Angeles Dominic Choi mengkonfirmasi bahwa total 210 orang ditangkap oleh Departemen Kepolisian Universitas California "karena gagal membubarkan diri."
"Tadi malam, Departemen Kepolisian Los Angeles merupakan bagian dari komando terpadu yang dibentuk atas permintaan Departemen Kepolisian Universitas California," kata Choi dalam sebuah unggahan di media sosial. "Saya bersyukur tidak ada cedera serius pada petugas atau pengunjuk rasa."
Tak hanya itu, Kantor Pengacara Umum LA County mengatakan bahwa para pejabatnya bertemu dengan setidaknya 132 orang yang ditangkap dari kampus Westwood.
Mereka yang ditangkap oleh pihak berwenang dibawa ke tiga fasilitas, termasuk Pusat Penahanan Metro LAPD dan Penjara Pusat Pria Los Angeles County.
Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa
Dilansir dari LA Times, berikut kronologi pemberangusan itu.
10:30 Malam: Para pengunjuk rasa tandingan, atau Pro-Israel menyerbu kampus.
11:00 Malam: Orang-orang di dalam kamp mengirimkan permintaan bantuan, mengatakan bahwa daerah mereka sedang diserang.Massa Aksi Palestina berkumpul menjelang rapat umum, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Sydney, Australia 3 Mei 2024. REUTERS/Alasdair Pal
11:15 Malam: Video di media sosial menunjukkan kamp dikepung. Orang-orang yang mengenakan pakaian hitam dan masker putih terlihat berusaha merobohkan barikade yang mengelilingi kamp. Para peserta perkemahan, beberapa memegang kayu dan mengenakan kacamata serta helm, berkumpul untuk mempertahankan perimeter perkemahan. Daily Bruin melaporkan bahwa sekelompok kecil polisi universitas berada di tempat kejadian. Surat kabar tersebut mengutip Kepala Polisi UCLA Police Department John Thomas yang mengatakan bahwa departemennya memiliki lima hingga enam petugas yang bertugas pada saat itu. "Para petugas diserang ketika mencoba menolong orang yang terluka, sehingga mereka pergi," lapor Daily Bruin.
11:45 Malam Video menunjukkan kembang api mendarat di dalam kamp dan gelombang pengunjuk rasa tandingan merangsek ke arah penghalang yang menjadi batas kamp.
12:30 Dini Hari: Kekerasan tampaknya meningkat. Wartawan melihat para kubu demo mahasiswa Pro-Israel melemparkan benda-benda ke arah kamp dan para penghuninya dan mencoba menerobos pembatas. Para penghuni kamp menggunakan semprotan merica untuk mempertahankan diri dan tempat mereka, namun mereka juga mendapat serangan dari beberapa jenis semprotan. The Times merekam sekelompok petugas keamanan tak bersenjata yang mengamati kejadian tersebut namun tidak melakukan intervensi. Sebuah fasilitas medis darurat di dalam kamp digunakan untuk mengobati orang-orang yang mengalami iritasi mata dan luka-luka lainnya.
12:45 Dini Hari: Mary Osako, wakil rektor untuk komunikasi strategis Universitas California, mengeluarkan pernyataan: "Tindakan kekerasan yang mengerikan terjadi di perkemahan malam ini dan kami segera menghubungi penegak hukum untuk mendapatkan bantuan. Pemadam kebakaran dan petugas medis sudah berada di lokasi. Kami muak dengan kekerasan yang tidak masuk akal ini dan ini harus diakhiri." Beberapa menit kemudian, Walikota Los Angeles Karen Bass juga mengecam kekerasan tersebut dan mengatakan bahwa Departemen Kepolisian Los Angeles sedang membantu.
Setelah Aksi Protes Apa?
Menurut responsiblestatecraft.org, ada satu langkah yang tidak dapat diubah yang dapat diambil Presiden Joe Biden dengan atau tanpa kesepakatan: memberikan pengakuan diplomatik kepada Otoritas Palestina.
Para ahli mengatakan bahwa presiden AS memiliki kekuatan untuk mengakui Negara Palestina, dengan dampak hukum langsung, dan kemungkinan besar akan mampu mendorong PBB untuk mengakui Palestina juga. Presiden tidak memerlukan izin dari Kongres atau Israel, meskipun faktanya pasukan Israel masih menguasai sebagian besar wilayah Palestina.
LA TIMES | NBC LA
Pilihan editor: Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA