Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Larangan untuk kahane

Partai kahane, pimpinan rabi meir kahane dilarang ikut pemilu oleh komite pusat pemilihan israel. partai likud & buruh takut kehilangan kursi di parlemen. para politisi menganggap kahane rasialis.

22 Oktober 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARTAI Kahane, yang dipimpin emigran Amerika, Rabi Meir Kahane, akan kehilangan kursi mereka di Knesset (parlemen). Pekan lalu, Komite Pusat Pemilihan Israel melarang partai itu menjadi kontestan awal November depan. "Keputusan politik ini pasti ditentukan oleh para politisi. Partai Likud dan Partai Buruh takut Rabi merebut banyak kursi di parlemen," ujar juru bicara Partai Kahane, Ikutiel Ben Yaacov. Larangan tak boleh ikut pemilu sebetulnya bukan kali pertama dialami Kahane. Pada 1984, Komite Pemilihan juga menjatuhkan keputusan serupa. Tapi, usaha Kahane naik banding ke Mahkamah Agung bukan saja membuat keputusan itu batal, melainkan ia bahkan berhasil memperoleh satu kursi di parlemen. Kali ini mereka juga akan melakukan upaya banding. "Sementara itu, kami akan tetap melakukan kampanye seolah-olah tak terjadi apa-apa," tambah Ben Yaacov. Tapi, sekarang Kahane belum tentu berhasil. Berdasarkan undang-undang, partai yang dianggap rasis dan tidak demokratis, sebagaimana dituduhkan Komite Pemilihan pada Partai Kahane, tidak diperkenankan ikut pemilu. Sikap ekstrem itu bahkan pernah dicoba Kahane untuk dikukuhkan lewat parlemen, tapi gagal. Banyak politisi Israel tak bersimpati pada keinginan Kahane melarang hubungan seks antara orang Yahudi dan bukan Yahudi, pemisahan lingkungan permukiman antara orang Yahudi dan orang Arab, serta larangan pertemuan dalam bentuk apa pun antara pemuda Yahudi dan Arab. Kalau Kahane diperkenankan ikut pemilu, menurut beberapa pengamat politik di sana, diperkirakan mereka akan merebut sedikitnya tiga kursi di parlemen. Jumlah itu walaupun kecil, diincar oleh dua partai besar, Likud dan Buruh, untuk bisa memperoleh mayoritas suara dalam parlemen nanti. Pada Pemilu 1984, Partai Buruh memperoleh 44 kursi, dan Likud 41 kursi, sehingga mereka terpaksa memimpin kabinet secara koalisi. Pengikut Kahane bisa dimanfaatkan kedua partai, yang masing-masing ingin merebut sedikitnya 61 kursi dari 120 yang ada di parlemen. Terutama, Partai Likud, yang dalam beberapa hal, termasuk mempertahankan Tepi Barat dan Jalur Gaza sebagai daerah pendudukan, sama dengan sikap Kahane. "Tanpa Kahane, Likud tak mungkin memperoleh mayoritas," ucap Dr. Minah Zemah dari Dahaf Polling Concern yang kini bekerja untuk Partai Likud. Akhir tahun lalu, menurut sebuah pengumpulan pendapat, 36% penduduk Israel memilih Partai Buruh, dan 26% memilih Likud. Tapi, sejak perlawanan di daerah pendudukan, Maret lalu, Likud memperoleh 30% dan Buruh menjadi 35%. Pengumpulan pendapat yang diadakan kemudian menyebut kekuatan kedua partai sudah menunjukkan angka sama 33,5%. "Sekarang seimbang," ucap Minah Zemah. Indikasi ini menunjukkan, orang-orang Israel setuju dengan sikap Perdana Menteri Yitzhak Shamir (Likud), yang ingin mempertahankan daerah pendudukan sebagai bagian Israel. Bagi Partai buruh, kemungkinan menyerahkan sebagian besar wilayah pendudukan, setelah negosiasi dengan Yordania dan perwakilan Palestina, bukan tidak mungkin. Sementara itu, Likud melihat daerah pendudukan harus tetap dalam wilayah Israel. "Apakah kita akan menyerahkan apa yang sudah kita miliki," ujar Benyamin Netanyahu, calon anggota parlemen dari Likud. "Apakah Yasser Arafat dan George Habash atau pasukan pertahanan Israel yang di sini." Partai Buruh mengharapkan pemilih Arab yang dalam pemilu kali ini sudah memperoleh hak pilih, berjumlah 700.000 orang, akan menjadi pendukungnya. Selain itu, Partai Buruh juga mengharapkan kelompok agama menjadi pemilihnya. "Kami bukan partai agama, tapi kami tidak antiagama. Kami ingin pemilih yang beragama, orang-orang yang main bola di pagi hari, dan pergi ke sinagog pada petang hari." Apa pun yang dikampanyekan kedua kontestan paling besar itu, menurut Hanoch Smith, pengumpul pendapat independen, hasilnya tak akan jauh berbeda dengan pemilu sebelumnya. Yusril Djalinus (Burlington, AS)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus