Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Lawan Islamofobia, Presiden Austria Imbau Wanita Gunakan Jilbab

Presiden Austria Alexander Van Der Bellen mengimbau perempuan Austria nonmuslim untuk mengenakan jilbab sebagai solidaritas dengan saudari muslimah.

28 April 2017 | 14.24 WIB

Presiden Austria Van der Bellen. pnnd.org
Perbesar
Presiden Austria Van der Bellen. pnnd.org

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Wina—Presiden Austria Alexander Van Der Bellen membuat pernyataan mengejutkan terkait Islamofobia. Ia mengimbau perempuan Austria nonmuslim untuk mengenakan jilbab sebagai solidaritas dengan saudari muslimah.


Seperti dilansir Daily Mail, Jumat 28 April 2017, pernyataan Van der Bellen diungkapkan saat bertemu sejumlah siswa pada Senin lalu.


Baca: Pengadilan Eropa: Pegawai Bisa Dilarang Pakai Jilbab


Ia rupanya prihatin dengan meluasnya Islamofobia di Austria. Salah satunya muncul dalam kebijakan pemerintah Austria untuk melarang burqa, niqab dan cadar yang menutup seluruh wajah perempuan di tempat-tempat publik pada Januari lalu.


“Jika masalah ini terus berlanjut, suatu saat kita perlu meminta seluruh perempuan untuk mengenakan jilbab, sebagai solidaritas bagi mereka yang mengenakannya,” kata Van der Bellen.


Pernyataan Van der Bellen seperti dilaporkan Russia Today memicu perdebatan di dunia maya. Sejumlah netizen menolak saran Bellen. Salah satu netizen menyatakan kekecewaannya ke akun media sosial Twitter.


"Untuk presiden Austria, jawabannya adalah tidak. Tidak ada wanita yang harus memakai jilbab jika tak mau. Kebebasan memilih adalah hak setiap orang sejak lahir," ujar salah satu netizen.


Van der Bellen terpaksa menulis klarifikasi di akun Facebooknya dua hari kemudian. Ia menegaskan imbaunnya dipicu oleh fakta perempuan berkerudung mengalami diskriminasi dan sasaran kebencian di Austria.


Simpati Van der Bellen kepada kelompok minoritas, termasuk Muslim sudah lama diketahui publik.


Kemenangannya dari tokoh ultranasionalis garis keras Norbert Hofer pada Desember lalu membuat lega banyak pihak yang khawatir Austria akan terseret ke dalam politik nasionalis sayap kanan seperti Amerika Serikat di bawah Donald Trump.


DAILY MAIL | RUSSIA TODAY | SITA PLANASARI AQUADINI



 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sita Planasari

Sita Planasari

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus