Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Maria Ressa Prihatin Media Sosial Digunakan untuk Memperkuat Kebohongan

Maria Ressa yang sedang di Norwegia untuk menerima hadiah Nobel perdamaian prihatin media sosial digunakan untuk memperkuat kebohongan, bukan fakta

10 Desember 2021 | 08.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Maria Ressa swafoto bersama komite Nobel, 9 Desember 2021. Sumber: Reuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Peraih Nobel bidang perdamaian 2021 Maria Ressa pada Kamis, 9 Desember 2021, mengingatkan pemilu di negara mana pun tidak bisa dilakukan dengan integritas selama platform media sosial hanya memperkuat kebohongan, bukannya memperkuat fakta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ressa yang berasal dari Filipina berbagi Nobel perdamaian dengan wartawan asal Rusia Dmitry Muratov. Ressa menang penghargaan Nobel atas upayanya mengamankan kebebasan berekspresi saat kebebasan kemerdekaan dan fact-based jurnalisme di Filipina diguncang.   

 

“Mustahil punya pemilu yang berintegritas, jika Anda tidak punya integritas pada fakta-fakta dan saat ini, itulah yang terjadi. Platform media sosial, yang bisa untuk menyampaikan pemberitaan, yang terjadi malah untuk memperkuat dan menyampaikan berita bohong, bukannya fakta-fakta,” kata Ressa, merujuk pada pemilu di Filipina dan negara lain.

Maria Ressa, wartawan asal Filipina peraih Nobel Perdamaian 2021. Sumber: Reuters

 

Ressa adalah wartawan senior salah satu pendiri portal berita Rappler di Filipina. Dia mengembangkan laporan investigasi, salah satunya pembunuhan skala besar selama kampanye perang melawan narkoba oleh aparat kepolisian Filipina.

 

Sedangkan Muratov, yang juga memenangkan Nobel perdamaian bersama Ressa, berpandangan pemimpin yang otoriter akan merusak institusi – institusi demokrasi, di mana membahayakan perdamaian. Muratov adalah Pemimpin Redaksi Novaya Gazeta.

 

“Kurangnya kepercayaan pada demokrasi, seiring berjalannya waktu bisa membuat orang-orang berpaling pada demokrasi. Masyarakat akan mendapatkan seorang pemimpin diktator dan kediktatoran bisa mengarah ke perang,” kata Muratov.

 

Ressa dan Muratov adalah wartawan pertama yang memenangkan hadiah Nobel perdamaian sejak wartawan asal Jerman Carl von Ossietzky, yang memenangkannya pada 1935. Ketika itu, Ossietzky mendapatkan Nobel perdamaian atas jasanya mengungkap rahasia program Jerman soal rencana mempersejatai kembali paska-perang.      

 

Sumber: Reuters

 

 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus