Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Peraih Nobel bidang perdamaian 2021 Maria Ressa pada Kamis, 9 Desember 2021, mengingatkan pemilu di negara mana pun tidak bisa dilakukan dengan integritas selama platform media sosial hanya memperkuat kebohongan, bukannya memperkuat fakta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ressa yang berasal dari Filipina berbagi Nobel perdamaian dengan wartawan asal Rusia Dmitry Muratov. Ressa menang penghargaan Nobel atas upayanya mengamankan kebebasan berekspresi saat kebebasan kemerdekaan dan fact-based jurnalisme di Filipina diguncang.
“Mustahil punya pemilu yang berintegritas, jika Anda tidak punya integritas pada fakta-fakta dan saat ini, itulah yang terjadi. Platform media sosial, yang bisa untuk menyampaikan pemberitaan, yang terjadi malah untuk memperkuat dan menyampaikan berita bohong, bukannya fakta-fakta,” kata Ressa, merujuk pada pemilu di Filipina dan negara lain.
Maria Ressa, wartawan asal Filipina peraih Nobel Perdamaian 2021. Sumber: Reuters
Ressa adalah wartawan senior salah satu pendiri portal berita Rappler di Filipina. Dia mengembangkan laporan investigasi, salah satunya pembunuhan skala besar selama kampanye perang melawan narkoba oleh aparat kepolisian Filipina.
Sedangkan Muratov, yang juga memenangkan Nobel perdamaian bersama Ressa, berpandangan pemimpin yang otoriter akan merusak institusi – institusi demokrasi, di mana membahayakan perdamaian. Muratov adalah Pemimpin Redaksi Novaya Gazeta.
“Kurangnya kepercayaan pada demokrasi, seiring berjalannya waktu bisa membuat orang-orang berpaling pada demokrasi. Masyarakat akan mendapatkan seorang pemimpin diktator dan kediktatoran bisa mengarah ke perang,” kata Muratov.
Ressa dan Muratov adalah wartawan pertama yang memenangkan hadiah Nobel perdamaian sejak wartawan asal Jerman Carl von Ossietzky, yang memenangkannya pada 1935. Ketika itu, Ossietzky mendapatkan Nobel perdamaian atas jasanya mengungkap rahasia program Jerman soal rencana mempersejatai kembali paska-perang.
Sumber: Reuters
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.