Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mati untuk teroris

3 teroris korea utara dijatuhi hukuman mati oleh mahkamah divisi rangoon, terbukti sebagai pelaku pemboman di mausoleum martir (peristiwa rangoon) yang menewaskan 17 pejabat korea selatan. (ln)

17 Desember 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETUA Mahkamah Divisi Rangoon, Letnan Kolonel Udara Maung Maung Aye, akhirnya membacakan putusan hukuman mati untuk Kang Min-Chul dan Zin Mo, pekan lalu. Kapten dan mayor angkatan darat Korea Utara itu terbukti sebagai pelaku pemboman yang menewaskan 17 pejabat Korea Selatan - empat di antaranya menteri - dan empat pejabat Burma pada 9 Oktober siang. Pelaku ketiga Kapten Kim Chi-Ho, tewas ketika berusaha melarikan diri (TEMPO, 3 Desember). Untuk pengadilan teroris asing yang pertama dalam sejarah Burma ini, pemerintah memilih sebuah gedung olah raga di Mingaladon, kota militer yang terletak sekitar 21 km di utara Rangoon. Pengawalan ekstra ketat. Para diplomat dan wartawan yang hadir dilarang membawa kamera dan alat perekam. Kang menganggukkan kepalanya empat kali ketika tuduhan dibacakan, tiga hari sebelumnya. Ia memberi pengakuan pada pemeriksaan pendahuluan, 3 November. Zin Mo, yang kehilangan sebelah tangan dan biji mata dalam usaha bunuh diri, diam seribu bahasa. Menurut sebuah sumber, "kondisi mentalnya buruk, dan ia mengalami gangguan otak." Vonis dibacakan dalam bahasa Burma, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, lalu diterjemahkan lagi ke dalam bahasa Korea. Ketia teroris konon berasal dari Unit Kang Chang Su, bagian dari Pasukan Khusus Ke-8 Korea Utara, yang cakap bertempur di darat, laut, dan udara. Trio Kang Zin, dan Kim, ditugasi membunuh presiden Korea Selatan, Chun Doo-Hwan, yang sedang berkunjung ke Burma. Tapi Chun selamat karena terlambat lima menit tiba di Mausoleum Martir, 9 Oktober itu. Menurut penyelidikan, bom itu diledakkan dari jarak sekitar 500 meter. Para pelaku bersembunyi dekat sebuah bioskop di Jalan U Wisara, pusat lalu lintas di sebelah barat Pagoda Shwedagon. Mereka tertangkap dua harl kemudian, ketika berusaha mencapai kapal yang akan membawanya kembali ke Korea Utara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus