KETUA Mahkamah Divisi Rangoon, Letnan Kolonel Udara Maung Maung
Aye, akhirnya membacakan putusan hukuman mati untuk Kang
Min-Chul dan Zin Mo, pekan lalu. Kapten dan mayor angkatan darat
Korea Utara itu terbukti sebagai pelaku pemboman yang menewaskan
17 pejabat Korea Selatan - empat di antaranya menteri - dan
empat pejabat Burma pada 9 Oktober siang. Pelaku ketiga Kapten
Kim Chi-Ho, tewas ketika berusaha melarikan diri (TEMPO, 3
Desember).
Untuk pengadilan teroris asing yang pertama dalam sejarah Burma
ini, pemerintah memilih sebuah gedung olah raga di Mingaladon,
kota militer yang terletak sekitar 21 km di utara Rangoon.
Pengawalan ekstra ketat. Para diplomat dan wartawan yang hadir
dilarang membawa kamera dan alat perekam.
Kang menganggukkan kepalanya empat kali ketika tuduhan
dibacakan, tiga hari sebelumnya. Ia memberi pengakuan pada
pemeriksaan pendahuluan, 3 November. Zin Mo, yang kehilangan
sebelah tangan dan biji mata dalam usaha bunuh diri, diam seribu
bahasa. Menurut sebuah sumber, "kondisi mentalnya buruk, dan ia
mengalami gangguan otak." Vonis dibacakan dalam bahasa Burma,
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, lalu diterjemahkan lagi
ke dalam bahasa Korea.
Ketia teroris konon berasal dari Unit Kang Chang Su, bagian
dari Pasukan Khusus Ke-8 Korea Utara, yang cakap bertempur di
darat, laut, dan udara. Trio Kang Zin, dan Kim, ditugasi
membunuh presiden Korea Selatan, Chun Doo-Hwan, yang sedang
berkunjung ke Burma. Tapi Chun selamat karena terlambat lima
menit tiba di Mausoleum Martir, 9 Oktober itu.
Menurut penyelidikan, bom itu diledakkan dari jarak sekitar 500
meter. Para pelaku bersembunyi dekat sebuah bioskop di Jalan U
Wisara, pusat lalu lintas di sebelah barat Pagoda Shwedagon.
Mereka tertangkap dua harl kemudian, ketika berusaha mencapai
kapal yang akan membawanya kembali ke Korea Utara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini