PERNAH menjadi menteri kehakiman dan senator, Jose W. Diokno,
61, yang menentang UU Darurat Presiden Marcos, kemudian memilih
karier sebagai pengacara. Belakangan, ia terkenal sebagai
pejuang tangguh hak-hak asasi manusia. Sesudah bekas senator
Benigno Aquino terbunuh 21 Agustus silam, Diokno aktif di
barisan oposisi. Bahkan jago tua dari Batangas ini pernah
diisukan sebagai pengganti Marcos. Namun, Diokno ternyata lebih
suka bicara tentang demokrasi dan ekonomi Filipina yang krisis
dilanda utang. Hal ini terungkap ketika ia diwawancarai Isma
Sawitri dari TEMPO seusai sidang Dewan Hakhak Asasi Kawasan Asia
di Jakarta Sabtu berselang. Berikut ini kutipannya.
Apa pendapat Anda tentang krisis utang Filipina dewasa ini?
Karena kebijaksanaan ekonomi pemerintah, Filipina mengalami
defisit dalam neraca perdagangannya. Selama tiga tahun terakhir,
dari 1980 sampai 1982, ekspor rata-rata tiap tahun US$ 5,5
milyar, sedangkan impor US$ 7,8 milyar. Untuk menutup defisit
ini, pemerintah terpaksa meminjam, meminjam, dan meminjam. Kini,
sudah tiba waktunya, bunga yang jumlahnya diperkirakan US$ 2,5
milyar harus dibayar. Untuk bunga itu saja, Filipina terpaksa
mengusahakan pinjaman baru. Keadaan tambah gawat sesudah Aquino
terbunuh dan rakyat melancarkan demonstrasi. Kepercayaan pada
pemerintahan Marcos merosot. Hanya dalam tempo dua bulan, para
pengusaha menarik US$ 6 - 8 milyar dari bank-bank Filipina.
Apakah hal ini tidak dapat dicegah pemerintah?
Pemerintah bisa saja mencegahnya. Tapi saya ragu apakah
pemerintah betul-betul mengetahui apa yang sedang terjadi.
Buktinya, baru akhir bulan lalu pemerintah mengakui bahwa utang
luar negeri tidak hanya US$ 19 milyar seperti yang diberitakan,
tapi mencapai US$ 24-25 milyar. Menurut sebuah surat kabar,
jumlah utang sebenarnya bahkan mencapai US$ 30 milyar.
Apakah krisis utang ini ada pengaruhnya pada perjuangan pihak
oposisi?
Ya. Krisis ini membuka peluang bagi oposisi untuk menekan
pemerintahan Marcos. Krisis ini jelas menunjukkan kebijaksanaan
dan penerapan yang buruk. Salah atur begini mengakibatkan
pemerintah menjadi sangat tidak stabil.
Menurut Anda, apakah penjadwalan kembali utang-utang itu akan
dilaksanakan segera?
Saya percaya, restrukturisasi utang sedang diusahakan meski
belum tentu akan segera berhasil. Anda tahu Meksiko perlu waktu
enam bulan hanya untuk merundingkan penjadwalan kembali
utangnya. Dan, saya rasa, penjadwalan semacam ini harus
dipelajari negara-negara berkembang. Menapa?
Karena penjadwalan utang tidak akan menolong, kecuali jumlah
bunga dikaltkan dengan penerimaan ekspor negara peminJam. Yang
penting ialah adanya formula tertentu untuk itu.
Apakah pihak oposisi punya formula yang demikian?
Ya, itulah yang kami bahas. Kebetulan, kasus Costa Rica
merupakan contoh yang tepat. Sesudah menunda pembayaran utangnya
sampai 11 bulan, negeri itu siap dengan penjadwalan kembali
hanya apabila persentase bunga dikaitkan dengan penerimaan
ekspor mereka.
Sampai sejauh mana oposisi menggalang persatuan?
Tidak sejauh yang diharapkan. Kami bersatu hampir dalam semua
tujuan kami, tapi kami belum berhasil membentuk suatu lembaga
pemersatu.
Karena tidak ada pemimpin yang cukup menonjol?
Tidak karena itu. Kami hanya belum sepakat tentang sejauh mana
rentang kendali organisasi atau lembaga itu nanti. Jelas, bukan
persaingan pribadi, tapi karena tidak ada kelompok politik yang
mau dikontrol kelompok yang lain.
Apakah oposisi berusaha membina kerja sama dengan pihak militer?
No Comment.
Apakah bisa dikatakan, militer Filipina masih di luar barisan
oposisi?
Pada saat ini, ya.
Berapa lama lagi Marcos bisa bertahan?
Jika oposisi dapat menggalang persatuan secara organisatoris,
Presiden Marcos tidak akan bertahan lebih dari satu tahun.
Bagaimana oposisi akan memenangkan "pertempuran"?
Bertolak dari perkiraan dan survei yang sudah dibuat, dapat
dipastikan bahwa Marcos hanya didukung 20% penduduk. Jadi, bila
oposisi dengan 80% dukungan rakyat tak bisa menang, ya,
perjuangan kami akan sia-sia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini