Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Surat kabar Israel, Maariv Online, Rabu, 5 Februari 2025, mempublikasikan bagian dari investigasi atas serangan yang dilakukan oleh seorang pria bersenjata Palestina di sebuah pos pemeriksaan militer di Tepi Barat bagian utara yang diduduki Israel sehari sebelumnya. Dua tentara Israel tewas dan delapan lainnya terluka dalam serangan tersebut, Middle East Monitor melaporkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Surat kabar tersebut mengangkat beberapa pertanyaan terkait insiden tersebut, termasuk bagaimana sepuluh tentara yang ditempatkan di pos pemeriksaan gagal menghalau serangan yang dilakukan oleh seorang penyerang bersenjata. Surat kabar itu juga mempertanyakan ketidakmampuan mereka untuk mendeteksi gerakannya menuju pos pemeriksaan sebelum serangan terjadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kekhawatiran utama lainnya adalah mengapa tentara sampai saat ini tidak dapat menentukan identitas penyerang. Laporan tersebut mengaitkan hal ini dengan kondisi tubuh setelah penyerang terkena granat dan tembakan yang berat. Dia dieksekusi dengan beberapa tembakan di kepala, sehingga menyulitkan identifikasi. Penyerang tidak membawa tanda pengenal apa pun, dan tidak ada kelompok Palestina yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Menurut laporan tersebut, pria bersenjata itu berhasil merebut senjata salah satu tentara yang terluka dan menggunakannya selama baku tembak yang berlangsung selama beberapa menit.
Penilaian awal menunjukkan bahwa penyerang tiba di tempat kejadian dengan menggunakan kendaraan. Pihak berwenang memeriksa kendaraan di daerah tersebut untuk menentukan apakah dia menggunakan salah satunya atau jika seseorang membantunya mencapai lokasi.
Jumlah kematian tentara Israel
Kepala Staf Angkatan Darat Israel yang baru, Eyal Zamir, minggu ini mengungkapkan adanya perbedaan yang signifikan antara jumlah korban perang yang sebenarnya di Gaza dengan angka yang sebelumnya dilaporkan oleh militer Israel. Ia mengatakan bahwa jumlah tentara Israel yang terbunuh dan terluka jauh lebih tinggi dari yang diungkapkan secara resmi.
Data resmi militer Israel menyatakan bahwa 844 perwira dan tentara Israel terbunuh di Gaza sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023 dan sekitar 5.696 lainnya terluka.
Sekitar 1.200 warga Israel terbunuh dalam serangan 7 Oktober 2023, termasuk sekitar 400 militer, menurut data resmi.
Zamir mengatakan setidaknya ada 5.942 "keluarga yang berduka" yang terdaftar sejak 7 Oktober, dengan beberapa di antaranya memiliki lebih dari satu anggota keluarga yang terbunuh dalam perang Gaza.
Ia menambahkan bahwa ada lebih dari 15.000 tentara yang menderita luka fisik dan mental dan telah masuk ke dalam sistem rehabilitasi.
Pakar Israel dari Al Jazeera, Azzam Abu Al-Adas, mengkonfirmasi bahwa tentara Israel menggunakan frasa "keluarga yang berduka" untuk merujuk pada keluarga personel militer yang telah dikonfirmasi tewas dalam perang dan tidak termasuk warga sipil.
Channel 12 Israel mengatakan bahwa Zamir menyerukan agar lebih banyak perhatian diberikan kepada keluarga korban yang terbunuh dan terluka, dengan mengatakan: "Kita harus memastikan mereka menerima dukungan dan bantuan yang tepat".
Zamir ditunjuk oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang sedang dicari oleh ICC atas kejahatan perang di Gaza.
Pilihan Editor: RI Tolak Pengusiran Paksa Warga Palestina dari Jalur Gaza