Puluhan tentara cadangan Israel menolak untuk kembali bertempur di Gaza, dengan risiko hukuman, di tengah kerugian besar yang diderita tentara di sana, Haaretz melaporkan, Rabu, 26 Juni 2024. Menurut media Israel lainnya, ratusan tentara cadangan meninggalkan Israel dan pergi ke luar negeri setiap bulannya tanpa memberi tahu komandan mereka, karena perang yang sedang berlangsung melawan Palestina di Gaza.
Knesset Israel menyetujui pembacaan pertama rancangan undang-undang pada Senin yang bertujuan untuk meningkatkan usia pembebasan dari dinas cadangan tentara untuk sementara waktu. RUU tersebut memperpanjang masa dinas tentara cadangan hingga usia 41 tahun dan perwira cadangan hingga usia 46 tahun. RUU ini juga memperpanjang masa dinas beberapa profesi yang ditentukan oleh menteri pertahanan hingga usia 50 tahun, termasuk dokter tempur, paramedis, dan teknisi. Undang-undang yang diusulkan membutuhkan persetujuan dalam tiga kali pembacaan untuk menjadi undang-undang. Jika disahkan, undang-undang ini akan berlaku hingga 30 September.
Situs berita Calcalist Israel mengutip Menteri Komunikasi Shlomo Karhi yang mengatakan bahwa mengingat mobilisasi darurat dan kontribusi signifikan tentara cadangan untuk upaya tempur, demobilisasi ribuan tentara cadangan dalam peran tempur dan dukungan tempur dapat menyebabkan kerusakan besar pada efisiensi operasional dan kemampuan tempur tentara.
Pada 11 Juni, Menteri Pertahanan Yoav Gallantmeminta untuk memperpanjang undang-undang tersebut selama enam bulan. Namun, setelah mendapat kritik dari penasihat hukum pemerintah, Gali Baharav-Miara, perpanjangan itu disetujui selama tiga bulan.
Menurut data tentara Israel, hingga Minggu malam, 665 tentara dan perwira telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober, termasuk 313 yang terbunuh sejak awal serangan darat pada 27 Oktober. Data tersebut juga menunjukkan bahwa 3.894 perwira dan tentara telah terluka sejak awal perang, termasuk 1.977 orang dalam pertempuran darat.
Israel telah membunuh 38.000 warga Palestina di Gaza dan melukai lebih dari 86.000 orang lainnya - sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak - selain pengungsian sekitar 1,7 juta orang di daerah kantung tersebut sejak dimulainya genosida.
Foto: reuters
Editor: Ridian Eka Saputra
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini