Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Seoul – Media resmi Korea Utara menyeru kepada pemerintah Amerika Serikat agar menarik kebijakan bermusuhan terhadap Pyongyang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca juga: KTT Hanoi Gagal, Utusan Korea Utara Diduga Dihukum Mati
Jika ini tidak dilakukan maka kesepakatan yang tercapai pada pertemuan puncak di Singapura setahun lalu bakal menjadi kertas kosong saja.
“Kebijakan AS yang sepihak dan arogan tidak akan berhasil terhadap Korea Utara, yang menghargai kedaulatan,” kata kantor berita Korea Utara, KCNA, seperti dilansir Reuters pada Selasa, 11 Juni 2019.
Baca juga: Pentagon Pastikan Militer Siap Hadapi Korea Utara
Pernyataan ini mengulangi pernyataan serupa pada pekan lalu. Pernyataan ini juga menyiratkan adanya stagnasi sejak pertemuan puncak kedua antara Presiden AS, Donald Trump, dan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, di Hanoi, Vietnam, pada Februari. Pertemuan itu gagal mencapai kesepakatan mengenai denuklirisasi Semenanjung Korea dan pencabutan embargo ekonomi terhadap Korea Utara.
Baca juga: Korea Utara Tuntut Jepang Minta Maaf Karena Jajah Korea
Media KCNA menyebut ada empat poin pernyataan yang diteken Trump dan Kim Jong Un pada 12 Juni 2018 di Singapura. Poinnya adalah pernyataan untuk bekerja membangun hubungan baru.
“Ini terancam menjadi kertas kosong karena AS menutup mata terhadap implementasinya,”begitu dilansir KCNA, yang menyuarakan pendapat pemerintah Korea Utara.
“Ini merupakan saatnya bagi AS untuk menarik kebijakan bermusuhan terhadap DPRK,” tambah KCNA. DPRK merupakan singkatan dari Demokratic People’s Republic of Korea.
Baca juga: AS Periksa Laporan Eksekusi Mati Utusan Korea Utara di KTT Hanoi
Secara terpisah, Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in meyakini pembicaraan antara Korea Utara dan Selatan serta Korea Utara dan AS bakal kembali berjalan.
Saat ini, ada pembicaraan untuk menggelar pertemuan puncak ketiga antara Korea Utara dan Amerika. Sedangkan Trump mengatakan berharap bakal bertemu Kim dalam waktu yang tepat.