Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin dari Partai Konservatif Jerman Friedrich Merz, terang-terangan memberikan kritik terhadap pemerintahan Donald Trump. Ia baru saja memperoleh kemenangan dalam pemilu Jerman yang dilaksanakan pada Minggu, 23 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Antara, Merz mengatakan bahwa prioritas utamanya saat ini adalah memperkuat Eropa dan ingin mencapai kemerdekaan dari Amerika Serikat (AS). "Prioritas utama saya adalah memperkuat Eropa secepat mungkin sehingga kita dapat mencapai, selangkah demi selangkah, kemerdekaan sejati dari AS," katanya pada Senin, 24 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal ini menjadi kali pertama Jerman memberikan kritik terhadap AS. Dalam pernyataannya, Merz sebagai pemimpin baru Jerman mengatakan, dirinya tidak pernah berpikir hingga mengatakan sesuatu seperti itu pada acara televisi.
Menurutnya, AS tidak menaruh rasa peduli lagi terhadap Eropa. Ia juga menyinggung masalah tentang masa depan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
“Terutama setelah pernyataan Donald Trump pekan lalu, jelas bahwa orang Amerika -- setidaknya bagian Amerika ini, pemerintahan ini -- sebagian besar tidak peduli dengan nasib Eropa… Saya sangat ingin tahu bagaimana kita akan menuju pertemuan puncak NATO di akhir bulan Juni, apakah kita masih akan berbicara tentang NATO dalam bentuknya saat ini, atau apakah kita perlu membangun kemampuan pertahanan Eropa yang independen lebih cepat," kata dia.
Merz menyebut intervensi yang dilakukan dari Washington keterlaluan dibandingkan intervensi di Moskow. Diketahui pembantu dekat Presiden Trump, Elon Musk memberikan intervensi tersebut terhadap Eropa.
Merz menyebut Jerman sedang berada di bawah tekanan yang besar dari dua pihak, sehingga prioritas utamanya sekarang adalah membangun persatuan di Eropa.
Sementara itu, partai Alternatif untuk Jerman (AfD) justru berbeda pandang dengan Merz. Pemimpin partai AfD Alice Weidel, bersikeras menyebut partainya sebagai kerabat ideologis Presiden AS Donald Trump.
Berdasarkan keterangan terkait, pembantu dekat presiden Elon Musk, bahkan telah memberikan dukungan penuh terhadap partai tersebut. AfD dibenci oleh masyarakat Jerman. Partai ini terkenal karena secara terang-terangan mencela migran ilegal, islam, juga multikulturalisme.
AfD juga sempat mendapat lonjakan perolehan suara yang meningkat dua kali lipat dari hasil sebelumnya. Peningkatan perolehan suara oleh AfD menimbulkan ketakutan publik terhadap imigran dan keamanan setelah serangkaian serangan mematikan yang sempat dituduhkan.
Meski begitu, AfD tidak bisa berkuasa untuk saat ini. Partai ini memang mendapatkan posisi kedua dengan perolehan suara sebanyak 19,5 berbanding 20 persen dalam pemilu Jerman. Namun, semua mitra koalisi sepakat tidak ingin membangun kerja sama dengan AfD.
Dewi Rina Cahyani ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Profil Friedrich Merz, Veteran Politik Pemenang Pemilu Jerman