Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tragedi Mina 32 tahun lalu, tepatnya terjadi pada 3 Juli 1990 masih dianggap sebagai salah satu hari paling tragis dalam sejarah ibadah haji. Kala itu, sebanyak 1.426 jemaah tewas akibat berdesak-desakan di terowongan Haratul Lisan, Mina.
Tragedi bermula ketika tujuh orang jemaah haji jatuh dari jembatan penyeberangan yang pagarnya rusak. Di bawah jembatan tersebut, terdapat terowongan pejalan kaki sepanjang 550 meter yang menghubungkan Mina dengan Mekah.
Insiden jatuhnya tujuh orang dari jembatan kemudian menyebabkan kepanikan di terowongan yang telah dipenuhi oleh 5.000 orang. Padahal, terowongan tersebut hanya memiliki kapasitas untuk menampung 1.000 orang.
Panas ekstrem di luar yang mencapai 44 derajat celcius, ventilasi yang buruk di terowongan, serta pemadaman listrik yang tiba-tiba juga semakin memperparah keadaan.
Salah seorang korban selamat asal Sudan, sebagaimana dilansir Tempo.co dari The Washington Post, mengatakan, “Kami terjebak di dalam, tidak dapat bergerak maju ataupun mundur. Petugas penyelamat melemparkan karung berisi air es yang kami ambil untuk mengatasi panas dan kehausan... Tidak ada ventilasi dan jumlah peziarah di terowongan terus bertambah setiap detik.”
Pangeran Nayef, Menteri Dalam Negeri Arab Saudi kala itu, menyampaikan penyesalan pemerintah Saudi kepada publik atas insiden yang terjadi. Akan tetapi, ia tidak menjelaskan mengapa jemaah yang diizinkan masuk bisa melebihi kapasitas dan tidak ada sisitem ventilasi yang baik di terowongan.
Sementara itu, Raja Fahd bin Abdul Aziz Al-Saud, mengatakan bahwa insiden yang terjadi adalah kehendak Tuhan. “Itu adalah takdir. Jika mereka tidak meninggal di sana, mereka akan meninggal di tempat lain pada saat yang telah ditentukan sebelumnya,” katanya.
Dalam pernyataan yang didistribusikan oleh Saudy Press Agency, Fahd juga menyampaikan bahwa para jemaah telah gagal menaati peraturan keselamatan yang telah dibuat.
Pasca tragedi Mina pada 1990, pihak berwenang Arab Saudi telah membangun jalan landai dan jalan setapak untuk mencegah insiden serupa terjadi. Namun, pada 24 September 2015, terjadi insiden serupa yang menyebabkan lebih dari 769 orang meninggal dan melukai 934 orang .
SITI NUR RAHMAWATI
Baca: Tragedi Mina: Peristiwa 1990 Masih Dianggap yang Terparah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini