Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Olimpiade Jepang Seiko Hashimoto, seorang perempuan yang telah berkompetisi di tujuh Olimpiade, mengatakan pada hari Kamis bahwa dia telah mengundurkan diri dari kabinet untuk menjadi presiden komite Olimpiade Tokyo menggantikan Yoshiro Mori yang mengundurkan diri karena komentar seksisnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Yoshiro Mori mengundurkan diri sebagai presiden panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 pekan lalu setelah mengatakan "perempuan terlalu banyak bicara". Komentarnya memberi citra buruk dan pukulan baru bagi Olimpiade, yang sudah dirusak oleh penundaan setahun karena pandemi virus corona dan oposisi publik yang kuat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Saya mengajukan pengunduran diri saya sebagai menteri Olimpiade kepada perdana menteri karena saya terpilih sebagai calon ketua komite Olimpiade Tokyo," kata Hashimoto kepada wartawan setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Yoshihide Suga, dikutip dari Reuters, 18 Februari 2021.
Hashimoto menambahkan bahwa Suga telah mendorongnya untuk mensukseskan Olimpiade, tetapi menolak untuk mengatakan lebih lanjut sampai setelah rapat dewan eksekutif Tokyo 2020 di kemudian hari, setelah penunjukkannya diresmikan.
Mantan atlet berusia 56 tahun itu pernah berkompetisi dalam empat Olimpiade Musim Dingin dalam seluncur cepat dan tiga Olimpiade Musim Panas dalam lomba sepeda sebelum memutuskan untuk terjun ke politik.
Panel seleksi mengadakan serangkaian pertemuan tertutup untuk memutuskan siapa yang harus memimpin penyelenggara di bulan-bulan terakhir persiapan.
Mereka memutuskan Hashimoto dan dewan eksekutif mengetahui bahwa dia bermaksud menerima tawaran itu, NHK melaporkan.
Anggota dewan diharapkan untuk membuat pengangkatannya resmi dalam beberapa jam mendatang.
Suga kemungkinan akan menunjuk Tamayo Marukawa, mantan penyiar televisi dan anggota parlemen partai yang berkuasa, untuk mengisi jabatan Hashimoto, kata televisi publik NHK. Marukawa, 50 tahun, sebelumnya memegang posisi itu sekitar satu tahun.
Presiden Tokyo Olympic and Paralympic Games Organizing Committee (TOGOC) Yoshiro Mori berbicara kepada media setelah konferensi video dengan Presiden IOC Thomas Bach di markas TOGOC di Tokyo, Jepang 28 Januari 2021. [Takashi Aoyama / Pool via REUTERS]
Yoshiro Mori, 83 tahun dan mantan perdana menteri ke-85 dan ke-86, mengundurkan diri Jumat lalu setelah menimbulkan protes dengan mengatakan dalam rapat komite bahwa perempuan terlalu banyak bicara. Dia awalnya menolak seruan untuk mundur.
Pada awal rapat dewan Tokyo 2020 pada Kamis pagi, Wakil Presiden Toshiaki Endo mengatakan pernyataan Mori tidak tepat.
"Dengan hanya lima bulan tersisa, pengunduran dirinya menimbulkan kerusakan yang tak terlukiskan pada proses persiapan untuk Olimpiade," kata Endo.
"Saya berharap kita bisa mencapai konsensus tentang calon yang baik untuk menjadi presiden berikutnya pada pertemuan ini."
Kriteria untuk seorang pemimpin baru termasuk pemahaman yang mendalam tentang kesetaraan dan keragaman gender, dan kemampuan untuk mencapai nilai-nilai tersebut selama Olimpiade, kata penyelenggara.
Olimpiade Tokyo 2021 akan dimulai pada 23 Juli meskipun jajak pendapat berulang kali menunjukkan bahwa sebagian besar warga Jepang menolak Olimpiade Tokyo digelar tahun ini karena pandemi virus corona.
REUTERS | NHK