Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Namibia Cabut Izin Berlabuh Kapal Pembawa Kargo Militer ke Israel

Kapal itu mengangkut bahan peledak RDX ke Israel di tengah serangan Gaza, kata media Namibia

30 Agustus 2024 | 09.45 WIB

Tentara Yaman dan milisi Houthi menyerang kapal yang berhubungan dengan Israel di Laut Hitam. Irna news
Perbesar
Tentara Yaman dan milisi Houthi menyerang kapal yang berhubungan dengan Israel di Laut Hitam. Irna news

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Namibia telah mencabut izin berlabuh untuk sebuah kapal, MV Kathrin, yang membawa kargo militer tujuan Israel, media lokal melaporkan pada hari Rabu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tindakan Inspektur Jenderal Kepolisian Namibia, Letnan Jenderal Joseph Shikongo, dilakukan setelah diketahui bahwa kapal tersebut mengangkut bahan peledak heksogen RDX ke Israel, menurut Windhoek Observer.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dokumen yang diserahkan pada 24 Agustus mengungkapkan sifat muatan tersebut, sehingga mendorong tindakan segera untuk mencegah kapal tersebut memasuki perairan Namibia.

“Mohon diberitahu bahwa izin no. 21/2024 yang diberikan kepada kapal MV Kathrin tanggal 13 Agustus telah dicabut dengan segera. Oleh karena itu, kapal tersebut dilarang keras memasuki perairan Namibia berdasarkan Keputusan Kabinet NO. 9/04, 06.24/006,” kata polisi dalam suratnya.

MV Kathrin awalnya dijadwalkan berlabuh di Pelabuhan Teluk Walvis Namibia pada 25 Agustus. Kapal tersebut dilaporkan membawa 60 kontainer Tri-NitroToluene (TNT) dan delapan kontainer bahan peledak heksogen, melakukan perjalanan dari Haiphong, Vietnam, ke Koper, Slovenia.

Chief Executive Officer Namport, Andrew Kanime, membenarkan bahwa meskipun otoritas pelabuhan telah menerima pemberitahuan agar MV Kathrin berlabuh, pihaknya belum menerima dokumentasi pra-izin.

Herbert Jauch, ketua Economic Social Justice and Trust, memuji keputusan tersebut, dan mengkritik tanggapan awal Namport yang kurang memiliki kejelasan moral. Ia menekankan, sikap tegas Namibia terhadap serangan Israel di Gaza harus menjadi teladan bagi negara lain.

“Kami mengetahui dari sejarah perjuangan pembebasan kami betapa pentingnya dukungan internasional, dan inilah yang saat ini dibutuhkan. Penting bagi warga Palestina untuk menerima dukungan penuh untuk mengakhiri pembantaian dan genosida di Gaza dan memulai proses pemulihan hak-hak mereka,” kata Jauch.

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza menyusul serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

Serangan gencar tersebut telah mengakibatkan lebih dari 40.600 warga Palestina tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 93.800 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

ANADOLU

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus