Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Skandinavia memboikot pembuat makanan ringan AS Mondelez yang produknya seperti Oreo dan Toblerone. Sebabnya, Oreo dan Toblerone terus dijual di Rusia di tengah perang dengan Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keputusan itu diambil oleh pemerintah Norwegia pada pertemuan Rabu, 14 Juni 2023. Maskapai SAS dan Norwegia, jaringan hotel, federasi sepak bola Norwegia hingga militer Swedia termasuk di antara yang menolak produk yang dibuat oleh AS Mondelez itu. Sebelumnya perusahaan ini dikenal sebagai Kraft Foods dan anak perusahaannya Freia di Norwegia dan Marabou di Swedia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada akhir Mei, Mondelez ditambahkan ke dalam daftar sponsor perang internasional yang dibuat oleh otoritas Ukraina. Mondelez dituduh rawan membiayai perang Moskow di Ukraina dengan mempertahankan aktivitas di Rusia dan membayar pajak di sana.
Oleh karena itu militer Swedia minggu ini meminta pemasoknya mengganti produk Mondelez dengan merek lain. "Kami melakukan ini sejalan dengan tindakan terhadap Ukraina," kata juru bicara Guna Graufelds.
Beberapa pihak termasuk rantai ritel, tidak ada yang bergabung dengan boikot terhadap Oreo ini. Mereka meminta pedoman dari otoritas Norwegia selama pertemuan pada hari Rabu.
"Pesan kami jelas bahwa terserah perusahaan sendiri untuk membuat pilihan ini dan konsumen yang memutuskan, bukan pihak berwenang, kata Halvard Ingebrigtsen, sekretaris negara di Kementerian Perdagangan dan Industri Norwegia.
Mondelez bersikeras hanya beroperasi terbatas di Rusia. Mereka juga menegaskan tidak ada produk anak perusahaannya, Freia, yang dibuat di negara tersebut. "Perusahaan induk kami, Mondelez International, menghormati semua keputusan dan sanksi politik," kata Freia.
Kelompok lain dalam daftar "sponsor perang" Ukraina termasuk Auchan, Procter & Gamble, Metro, Yves Rocher dan Bonduelle.
CHANNEL NEWS ASIA
Pilihan Editor: Belarusia Terima Senjata Nuklir Rusia, Klaim Lebih Kuat dari Bom Atom Hiroshima