Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pasca-Bentrokan Berdarah, Sri Lanka Terapkan Jam Malam

Polisi memberlakukan jam malam di Sri Lanka tengah pada Rabu 20 April 2022, sehari setelah polisi menembak mati seorang demonstran anti-pemerintah

20 April 2022 | 12.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang pria beristirahat sambil mengantre untuk membeli solar di dekat SPBU Ceylon Petroleum Corporation, di tengah krisis ekonomi negara itu di Kolombo, Sri Lanka, 7 April 2022. Keputusan Sri Lanka untuk sepenuhnya melarang semua pupuk non-organik, berarti bahwa para petani terpaksa membayar hampir dua kali lipat untuk pupuk organik, dan membebankan biaya kepada konsumen. REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Polisi memberlakukan jam malam di Sri Lanka tengah pada Rabu 20 April 2022, sehari setelah polisi menembak mati seorang demonstran anti-pemerintah. Jatuhnya korban jiwa menyusul protes di seluruh negeri itu pun memicu kecaman internasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seperti dilansir France24, pemerintah berjanji menyelidiki tuduhan bahwa polisi menggunakan kekuatan berlebihan dan peluru tajam untuk membubarkan warga yang memprotes harga bahan bakar yang tinggi. Demonstran juga menuntut pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa karena krisis ekonomi yang memburuk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sri Lanka berada dalam krisis ekonomi terburuk sejak merdeka pada 1948. Pemadaman listrik berulang, kekurangan bahan bakar dan barang-barang pasokan penting lainnya serta rekor inflasi menyebabkan kesengsaraan yang meluas.

"Saya telah memulai penyelidikan atas perilaku petugas di Rambukkana," kata kepala polisi Sri Lanka Chandana Wickramaratne dalam sebuah pernyataan, saat memerintahkan jam malam yang tidak ditentukan di daerah tersebut.

Kerumunan akan membakar sebuah tanker diesel ketika petugas melepaskan tembakan untuk membubarkan diri di Rambukkana, 95 kilometer timur ibu kota Kolombo, kata polisi dalam sebuah pernyataan sebelumnya.

Dalam bentrokan fatal pertama sejak protes anti-pemerintah pecah bulan ini, sedikitnya 29 orang termasuk 11 polisi terluka, kata para pejabat.

Utusan utama yang berbasis di Kolombo, termasuk dari Amerika Serikat, Inggris dan Kanada, menyatakan prihatinatas penembakan polisi. Mereka menyerukan agar semua pihak menahan diri saat Sri Lanka membuka pembicaraan dana talangan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington.

"Penyelidikan penuh dan transparan sangat penting dan hak rakyat untuk protes damai harus ditegakkan," ujar Duta Besar AS Julie Chung.

Komisaris Tinggi Inggris Sarah Hulton menambahkan, "Saya mengutuk kekerasan dalam segala bentuk dan menyerukan untuk menahan diri." Dan rekannya dari Kanada, David McKinnon mengatakan bahwa "mereka yang memicu kekerasan harus bertanggung jawab".

Dalam beberapa jam, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan protes lain di selatan pulau itu, tetapi tidak ada laporan segera mengenai korban, kata pejabat dan penduduk. Polisi bergerak untuk membubarkan orang-orang yang menempati jalan utama dan menghambat lalu lintas di Matara, 160 kilometer selatan Kolombo, kata penduduk.

Di seluruh negeri, ada protes terhadap kenaikan tajam harga bahan bakar pada Selasa dan kekurangan solar dan bensin karena pemerintah mencari tiga hingga empat miliar dolar dari IMF untuk mengatasi krisis neraca pembayaran dan meningkatkan cadangan yang menipis.

Serikat pekerja telah menyerukan pemogokan umum pada hari ini untuk memprotes kenaikan biaya hidup. Tarif angkutan umum Sri Lanka akan naik 35 persen pada Rabu setelah solar dinaikkan hampir 65 persen sehari sebelumnya. Roti telah naik hampir 30 persen.

Rajapaksa mengakui kemarahan publik atas salah urus keluarga yang berkuasa pada Senin, setelah menunjuk kabinet baru untuk mencoba meredakan kemarahan atas krisis tersebut.

Kehancuran ekonomi Sri Lanka terjadi setelah pandemi virus corona melumpuhkan pendapatan vital dari pariwisata. Pemerintah pekan lalu mengumumkan default pada utang luar negeri yang besar.

SUMER: FRANCE24

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus