Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Paul Biya, yang juga sering dijuluki sebagai lion man atau manusia singa dari Kamerun, adalah Presiden Kamerun sejak 1982. Paul Biya adalah salah satu pemimpin terlama di benua Afrika. Pria berusia 90 tahun ini telah memerintah negara di Afrika Barat ini, setelah pendahulunya, Ahmadou Ahidjo, mengumumkan pengunduran dirinya secara mengejutkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Meskipun pada awalnya saat ia kecil, Paul Biya termotivasi oleh para misionaris Katolik di desanya untuk menjadi seorang pendeta. Tetapi pada akhirnya ia memilih untuk mendidik dirinya sendiri di Paris dan kembali untuk bergabung dengan layanan sipil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Melalui ketekunan, dedikasi, dan kerja kerasnya, ia naik ke berbagai pangkat dan posisi senior, hingga akhirnya menjadi perdana menteri Kamerun. Setelah itu, ia menjadi presiden tetapi setelah mengambil alih kekuasaan sebagai presiden, ia mengubah metode yang berlaku dalam memerintah negara dan menjalankan pemerintahan yang otoriter.
Meskipun menikmati perdagangan yang layak dengan negara-negara lain, ia gagal meningkatkan kondisi ekonomi Kamerun, terutama karena ketidakmampuannya untuk menggunakan kekuasaan yang tepat, manajemen yang tepat, dan perubahan politik yang damai.
Paul Biya sempat masuk daftar dalam 20 diktator terburuk di dunia, bersama dengan kepala negara di negara-negara Afrika sub-Sahara lainnya, yaitu Zimbabwe, Guinea Khatulistiwa, dan Swaziland, oleh sejarawan populis Amerika, David Wallechinsky.
Berikut beberapa fakta-fakta mengenai Paul Biya melansir dari notablebiographies.com, Paul Biya lahir dengan nama Paul Barthelemy Biya'a bi Mvondo pada tanggal 13 Februari 1933, di desa Mvomeka'a, Kamerun Prancis Wilayah Selatan, dari sebuah keluarga sederhana, dari pasangan Etienne Mvondo Assam dan Anastasie Eyenga Elle.
Paul Biya masuk ke sekolah Katolik, Ndem, saat berusia tujuh tahun. Melihat prestasinya yang luar biasa, guru bahasa Prancisnya menyarankan dia untuk menjadi seorang pendeta atau imam. Ia juga sempat pindah ke sekolah menengah kelas atas, Lycee General Leclerc, Yaoundé, di mana dia belajar bahasa Yunani, Latin, dan filsafat, selain mata pelajaran lainnya
Setelah menyelesaikan sekolah menengah atas, ia pergi ke Universitas Paris untuk belajar hukum dan ilmu politik. Ia lulus pada tahun 1960 dengan gelar sarjana hukum. Setelah itu, ia menekuni bidang hukum publik dari Institute of Overseas Studies.
Kehidupan pribadi dan aset yang dimiliki Paul Biya
Paul menikahi Bernama Jeanne-Irene pada 1960. Tetapi pasangan ini tidak memiliki anak, namun ia mengadopsi Frank Biya, seorang anak hasil dari hubungan di luar nikah Biya.
Setelah kematian mendadak Jeanne pada Juli 1992, dia menikah lagi dengan Chantal Biya, 38 tahun lebih muda darinya, pada April 1994. Pasangan ini memiliki dua anak. Pasangan ini selalu menjadi sorotan media, sebagian besar karena gaya hidup mereka yang mewah.
Paul Biya memiliki dua pesawat kepresidenan Boeing 747, dua rumah pribadi di Kamerun, dan rumah-rumah lain di Swiss dan Prancis
Pilihan Editor: Pengusaha Kamerun Ditangkap dalam Kasus Pembunuhan Jurnalis
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.