Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus akan menunjuk 21 kardinal baru dari seluruh dunia, demikian diumumkannya pada hari Minggu, 6 Oktober 2024, dalam sebuah upaya yang tak terduga untuk mempengaruhi kelompok kuat gereja yang suatu hari nanti akan memilih penggantinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Upacara pelantikan para kardinal baru, yang dikenal sebagai konsistori, akan diadakan pada 8 Desember, kata paus berusia 87 tahun itu dalam doa mingguan siang hari bersama para peziarah dan turis di Lapangan Santo Petrus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini akan menjadi konsistori ke-10 yang dipanggil oleh paus sejak pemilihannya 11 tahun lalu sebagai paus pertama dari Amerika Latin. Para kardinal baru ini berasal dari berbagai negara termasuk Argentina, Brasil, Cile, Peru, Italia, Inggris, Serbia, Jepang, Indonesia, Kanada, Pantai Gading, dan Aljazair.
Daftar tersebut berisi 20 orang yang berusia di bawah 80 tahun dan oleh karena itu dapat memberikan suara dalam konklaf untuk memilih paus baru setelah Fransiskus wafat atau mengundurkan diri.
Hanya satu dari kelompok itu yang berusia di atas ambang batas usia - seorang uskup agung Italia berusia 99 tahun, yang diberi nama sebagai ucapan terima kasih atas pelayanannya kepada Gereja. Sebaliknya, Mykola Bychok dari Gereja Katolik Yunani Ukraina, baru berusia 44 tahun, membuatnya menjadi kardinal termuda.
Pada awal tahun depan, akan ada 140 kardinal yang terpilih, hampir 80% di antaranya dipilih oleh Paus Fransiskus. Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa paus berikutnya akan memiliki visi yang sama dengan Paus Fransiskus tentang Gereja yang lebih progresif dan inklusif.
Hukum Gereja secara teknis membatasi jumlah kardinal pemilih hingga 120, tetapi paus-paus belakangan ini sering kali melebihi jumlah tersebut. Empat belas kardinal akan berusia 80 tahun pada 2025, termasuk satu orang yang diangkat pada Minggu.
Fransiskus secara konsisten menunjuk para kardinal terpilih dari negara-negara yang jauh dari Roma, dan tidak terlalu mementingkan negara-negara Eropa dibandingkan para pendahulunya.
Semua kardinal, berapa pun usianya, diizinkan untuk mengambil bagian dalam pertemuan pra-konklaf, yang dikenal sebagai Kongregasi Umum, memberi mereka suara untuk menentukan jenis orang yang menurut mereka harus dipilih oleh para kardinal yang lebih muda.
Para kardinal berada di peringkat kedua setelah paus dalam hierarki Gereja dan berfungsi sebagai penasihat terdekatnya. Kekuatan dan pengaruh historis membuat mereka masih disebut sebagai pangeran Gereja, meskipun Paus Fransiskus mengatakan kepada mereka untuk tidak hidup seperti bangsawan dan dekat dengan orang miskin.
REUTERS