Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus dalam pidato di konferensi tingkat tinggi (KTT) G7 di Italia pada Jumat, 14 Juni 2024, memperingatkan para pemimpin negara G7 tentang risiko kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) terhadap martabat manusia. Ia menjadi paus pertama dalam sejarah yang berpidato di acara tersebut.
Keheningan menyelimuti ruangan ketika ia masuk menggunakan kursi rodanya, kemudian sejumlah pemimpin dunia dengan hangat menyambut paus berusia 87 tahun itu. Ia menyapa masing-masing pemimpin secara bergantian, termasuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.
Rekan senegaranya, Presiden Argentina Javier Milei, memberinya sambutan secara khusus, sementara ia mendapat pelukan dari Raja Yordania Abdullah dan melakukan percakapan berbisik-bisik dengan Biden.
Paus mengatakan kepada para pemimpin G7 bahwa AI menawarkan “transformasi penting” bagi umat manusia yang mencakup kemajuan kian cepat dalam penelitian ilmiah. Namun, ia memperingatkan teknologi itu harus diawasi secara ketat untuk menjaga kendali dan “martabat manusia”.
“Tidak ada mesin yang boleh memilih untuk mengambil nyawa manusia,” kata dia, seraya menambahkan manusia tidak boleh membiarkan algoritma yang sangat canggih menentukan nasib mereka.
Menurut Paus Fransiskus, manusia akan menghadapi masa depan tanpa harapan jika kehilangan kemampuan untuk “mengambil keputusan tentang diri mereka sendiri dan kehidupan mereka”, dan malah menggantungkan tindakan tersebut pada mesin.
“Kita perlu memastikan dan menjaga ruang kendali yang sesuai bagi manusia atas pilihan yang dibuat oleh program AI. Martabat manusia bergantung pada hal ini,” katanya.
Pidato tersebut senada dengan pesan perdamaian tahunannya, yang menyerukan adanya perjanjian untuk memastikan AI dikembangkan secara etis demi menjunjung nilai-nilai seperti kasih sayang dan moralitas.
Pertemuan G7 berlangsung di wilayah Puglia, selatan Italia, sekitar 400 kilometer dari rumah Paus di Vatikan. KTT G7 mempertemukan para pemimpin dari AS, Jerman, Inggris, Prancis, Italia, Kanada dan Jepang. Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, tuan rumah KTT, mengundang sepuluh negara lain untuk bergabung dalam pembicaraan, termasuk perdana menteri India dan presiden Turki dan Kenya.
Awal tahun ini, Italia menyetujui rancangan undang-undang yang bertujuan menetapkan aturan dasar penggunaan AI dan menetapkan sanksi bagi kejahatan terkait AI. Meloni sebagai PM Italia juga telah berulang kali memperingatkan risiko yang ditimbulkan AI terhadap pasar kerja.
Dalam draf pernyataan penutupnya, G7 pada hari Jumat mengatakan mereka akan menyusun rencana untuk mengantisipasi kebutuhan keterampilan dan pendidikan di masa depan guna memanfaatkan revolusi AI yang sedang berlangsung.
Paus menyoroti potensi AI untuk melakukan tugas-tugas padat karya, namun ia mengatakan mesin-mesin tersebut juga dapat ditipu untuk menyampaikan informasi palsu. “Mereka tidak mengembangkan analisis atau konsep baru, melainkan mengulangi apa yang sudah mereka temukan,” katanya.
REUTERS | SKY NEWS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan editor: Paus Fransiskus Hitung Mundur Tahun Suci dengan Tema 'Harapan'
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini