Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Pengadilan Norwegia pada Selasa waktu setempat menolak permohonan banding pembunuh massal Neo-Nazi Anders Behring Breivik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seperti dilansir The Independent, Rabu 2 Februari 2022, penolakan ini terjadi satu dekade setelah Breivik dijatuhi hukuman 21 tahun penjara karena membunuh 77 orang, mayoritas adalah remaja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pengadilan Norwegia memutuskan bahwa Breivik harus tinggal di penjara karena dia tetap berisiko bagi masyarakat. Ia disebut dapat kembali ke perilaku yang mengarah pada serangan teror Juli 2011.
Saat itu, ia melakukan pembantaian di ibu kota Oslo dan kemudian menembak mati 69 orang, kebanyakan dari mereka remaja, di sebuah perkemahan pemuda Partai Buruh.
"Risiko kekerasan itu nyata dan signifikan dan sama dengan ketika (Breivik) pertama kali dijatuhi hukuman," kata pengadilan distrik di Telemark dalam putusan dengan suara bulat.
Pada hari pertama sidang pembebasan bersyarat pada Januari lalu, Breivik membuat tanda supremasi kulit putih dengan jari-jarinya sebelum mengangkat tangan kanannya untuk memberi hormat ala Nazi.
Dia memenuhi syarat untuk mencari pembebasan bersyarat setelah menjalani hukuman 10 tahun pertama dan dapat mengajukan permohonan pembebasan setahun setelah setiap bandingnya ditolak.
Selama kesaksiannya, Breivik menyalahkan radikalisasi online atas kejahatannya. Ia mengatakan telah dicuci otak dan akan terus berjuang untuk kekuasaan supremasi kulit putih melalui cara damai.
Beberapa kesaksian, termasuk seorang psikiater dan penjaga penjara, menggambarkannya sebagai seseorang yang tidak dapat dipercaya dan dapat melakukan lebih banyak kejahatan.
Tahun lalu Norwegia menandai satu dekade sejak serangan itu.
Negara itu memperingati hari itu dengan upacara peringatan di luar tempat yang dulunya adalah kantor perdana menteri, di mana bom itu diledakkan dan menewaskan delapan orang.
Perdana Menteri Erna Solberg meminta warga Norwegia untuk membangun benteng pertahanan melawan intoleransi dan ujaran kebencian, untuk empati dan toleransi dan “tidak membiarkan kebencian berdiri tanpa lawan”.
SUMBER: THE INDEPENDENT
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.