Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Norwegia telah mengeluarkan permintaan pencarian internasional untuk Rinson Jose, seorang pria Norwegia-India yang terkait dengan penjualan pager kepada kelompok militan Hizbullah Lebanon yang meledak minggu lalu, kata mereka pada Kamis, 26 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jose, 39 tahun, menghilang ketika sedang melakukan perjalanan kerja ke Amerika Serikat pekan lalu. Dia adalah pendiri sebuah perusahaan Bulgaria yang dilaporkan menjadi bagian dari rantai pasokan pager.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kemarin, 25 September, distrik kepolisian Oslo menerima laporan orang hilang sehubungan dengan kasus pager," kata polisi Oslo dalam sebuah email kepada Reuters.
"Kasus orang hilang telah dibuka, dan kami telah mengirimkan surat perintah internasional untuk orang tersebut," tambahnya.
Jose menolak berkomentar mengenai pager tersebut ketika dihubungi melalui telepon pada Rabu, 18 September lalu, dan menutup teleponnya ketika ditanya mengenai bisnis di Bulgaria. Ia tidak membalas panggilan telepon dan pesan singkat yang berulang-ulang.
Perusahaan tempat Jose bekerja di Norwegia, DN Media Group, mengatakan bahwa ia pergi ke sebuah konferensi di Boston pada 17 September, dan perusahaan tersebut belum dapat menghubunginya sejak 18 September. Dia bekerja di departemen penjualan grup tersebut.
Pada 2022, Jose mendirikan perusahaan yang berbasis di Sofia, Norta Global Ltd, demikian catatan perusahaan Bulgaria. Bulgaria telah menyelidiki peran perusahaan itu dalam memasok pager jebakan, tetapi tidak menemukan bukti bahwa pager itu dibuat atau diekspor dari negara itu.
Polisi Norwegia telah meluncurkan penyelidikan awal terhadap perusahaan Jose pekan lalu.
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa polisi telah melakukan investigasi awal terhadap informasi yang telah terungkap, dan terus menilai setiap tindakan yang mungkin dilakukan," kata Manajer Operasional, Alexander Osterhaug, seperti dikutip oleh lembaga penyiaran nasional, NRK.
Menurut laporan media, perusahaan milik warga Norwegia ini terdaftar di ibu kota Bulgaria, Sofia. Sejauh ini, petunjuk kasus ini mengarah ke Taiwan, Hungaria, Bulgaria dan, sekarang, Norwegia.
Awal pekan ini, sebuah laporan berita Hungaria menyatakan bahwa Norta Global yang berbasis di Sofia terlibat dalam penjualan pager kepada kelompok yang berbasis di Lebanon, Hizbullah.
Namun, badan kontra-intelijen Bulgaria, DANS, tidak menemukan adanya hubungan antara negara tersebut dengan ledakan perangkat komunikasi nirkabel baru-baru ini di Lebanon dan Suriah, demikian dilaporkan media pemerintah.
Belum ada pengakuan
Baik Hizbullah maupun pemerintah Lebanon telah menyalahkan Israel atas ledakan yang direncanakan dengan baik tersebut.
Sejauh ini, Israel belum menanggapi serangan mematikan tersebut. Bahkan, kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menjauhkan diri dari sebuah posting di X oleh penasihatnya, Topaz Luk, yang mengisyaratkan bahwa Tel Aviv bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Beberapa negara mengutuk ledakan pager tersebut dan menyatakan solidaritasnya kepada Lebanon, sementara organisasi-organisasi hak asasi manusia internasional, termasuk Human Rights Watch, memperingatkan bahwa serangan-serangan semacam itu membahayakan kehidupan warga sipil dan melanggar hukum perang.
Ledakan pager massal terjadi di tengah-tengah pertukaran serangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel dengan latar belakang serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.300 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 95.000 orang lainnya setelah serangan Hamas pada bulan Oktober lalu.
Sebelumnya pada Jumat, Menteri Luar Negeri Norwegia, Espen Barth Eide, menyerukan agar semua pihak menahan diri. "Saya menyampaikan simpati yang tulus kepada warga sipil di Lebanon dan di seluruh wilayah yang kini hidup dalam ketakutan.
"Saya menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri secara maksimal," tulisnya di X.
Kamis malam, Israel mengebom target-target baru di Lebanon dalam serangan paling intensif di negara itu sejak perang Gaza meletus.
"Apa yang sedang terjadi adalah ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional," kata Eide kepada NRK pada Jumat.
"Sekarang, para pemimpin Israel mengatakan secara eksplisit bahwa mereka ingin memindahkan perang ke Lebanon. Maka kita akan mendapatkan eskalasi yang sudah lama kita takutkan," tegasnya.
REUTERS | ANADOLU
Pilihan Editor: Maroko akan Adili Tentara Israel atas Kejahatan Perang di Gaza