Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Perang Gaza, Pertumbuhan Bisnis Starbucks Indonesia Perlahan Membaik

Pertumbuhan bisnis Starbucks Indonesia sempat terdampak oleh sentimen boikot buntut dari serangan Israel ke Gaza. Namun sekarang perlahan membaik

17 Oktober 2024 | 22.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Starbucks Indonesia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kiki Mochamad Rizki, division manager, PR Communications dan CSR, PT Sari Coffee Indonesia (Starbucks Indonesia) mengakui pertumbuhan bisnis Starbucks Indonesia terdampak oleh sentimen boikot buntut dari serangan Israel ke Gaza. Untungnya, sentimen tersebut sekarang ini sudah tidak sebesar pada Oktober 2023 saat meletupnya perang Gaza. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Kiki, lini bisnis Starbucks Indonesia yang terdampak pun tergantung pada lokasi, khususnya pada gerai-gerai Starbucks di lima kota terbesar di Indonesia. Sedangkan untuk gerai di secondary city seperti Garut, Tasikmalaya, Malang, Batu dan Dumai, tidak terasa sentimen boikot.        

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kinerja bisnis kami saat ini masih seperti awal perang Gaza meletup, hanya saja di kota-kota besar (kondisinya) membaik karena kami sudah memberikan penjelasan, termasuk lewat media sosial bahwa Starbucks Indonesia mengutuk pembunuhan pada nyawa-nyawa tak berdosa,” kata Kiki kepada Tempo pada Kamis, 17 Oktober 2024.  

Selain itu, menandai hari ulang tahun Starbucks Indonesia, dikucurkan donasi sebesar Rp5 miliar yang disalurkan ke LSM internasional, World Central Kitchen. Upaya yang dilakukan Starbucks Indonesia ini, untungnya disambut positif masyarakat sehingga pada periode April-Mei 2024, pertumbuhan bisnis perlahan mulai membaik. Sedangkan terkait dengan serangan Israel yang sebulan terakhir melebar sampai ke Lebanon, Kiki meyakinkan hal ini belum terlalu berdampak pada kinerja bisnis Starbucks Indonesia.   

Menurut Kiki, ada misinformasi antara masyarakat dengan Starbucks Indonesia. Sebab di Israel tidak ada pabrik kopi Starbucks, Starbucks Indonesia juga tidak memiliki kerja sama dengan petani kopi di sana, bahkan di Israel tidak ada ada gerai Starbucks. 

“Pernah ada pihak yang ingin meminta laporan keuangan kami dengan alasan mereka telah membayar royalti. Ada juga yang bertanya pembelian hak lisensi Starbucks Indonesia apakah digunakan untuk mendanai Israel? Pertanyaan itu semua sudah di luar ranah kami,” kata Kiki. 

Sampai berita ini diturunkan, Starbucks Indonesia belum melakukan PHK pada 4 ribu karyawannya dan 65 ribu - 70 ribu petani kopi yang menjadi mitra Starbucks Indonesia. Sebaliknya, pembukaan gerai masih dilakukan di beberapa tempat, misalnya di bandara Internasional Soekarno-Hatta dan di Icon Bali. Bukan hanya itu, inovasi pada produk-produknya pun pada 2024 masih dilakukan, misalnya ini diluncurkan produk berry tea     

Ke depan, Kiki optimis pertumbuhan bisnis Starbucks Indonesia akan naik, yang ditandai dengan pembukaan gerai Starbucks di tempat yang baru dan memperluas peluncuran produk-produk baru sampai penghujung 2024 dan pada 2025. Optimisme itu juga berkaca pada tiga juta customer yang sampai sekarang masih setia mengkonsumsi produk-produk Starbucks Indonesia dan ada lebih dari 700 pengguna aktif Starbucks (pelanggan). 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus