Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Prancis Michel Barnier mengundurkan diri dari jabatannya pada Kamis, 5 Desember 2024. Pengunduran diri Michel Barnier akan menjerumuskan Prancis ke dalam krisis politik yang lebih dalam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Reuters, Barnier akan menjadi perdana menteri dengan masa jabatan terpendek dalam sejarah Prancis modern setelah ia menyerahkan pengunduran dirinya sekitar pukul 10 pagi. Tidak ada pemerintah Prancis yang kalah dalam mosi tidak percaya sejak Georges Pompidou pada 1962.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kekacauan politik semakin melemahkan Uni Eropa yang sudah terhuyung-huyung akibat kehancuran pemerintahan koalisi Jerman. Prancis terpukul hanya beberapa minggu sebelum Presiden terpilih AS Donald Trump kembali ke Gedung Putih.
Kaum kiri garis keras dan sayap kanan ekstrem menghukum Barnier dalam mosi tidak percaya pada Rabu malam karena mencoba meloloskan anggaran yang tidak populer. Rancangan anggaran tersebut berupaya menghemat 60 miliar euro atau setara US$ 63 miliar untuk memangkas defisit.
Pengunduran diri Barnier memuncak setelah berminggu-minggu tegang akibat anggaran. Menurut Partai Nasional Rally pimpinan Marine Le Pen, anggaran ini terlalu berat bagi kaum pekerja.
Hal ini juga semakin melemahkan posisi Presiden Emmanuel Macron. Ia juga didesak untuk mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir pada 2027. Namun Macron tidak bisa digulingkan.
"Penyebab utama situasi saat ini adalah Emmanuel Macron," kata Le Pen kepada TF1 TV pada Rabu malam. "Pembubaran (parlemen pada bulan Juni) dan penyensoran (pemerintah) merupakan konsekuensi dari kebijakannya dan dari jurang pemisah yang ada saat ini antara dia dan Prancis."
Menurut tiga orang sumber, Macron berencana mengangkat perdana menteri baru. Seorang sumber lain mengatakan ingin menunjuk perdana menteri sebelum upacara pembukaan kembali Katedral Notre-Dame pada hari Sabtu, yang akan dihadiri Trump.
Namun, perdana menteri baru akan menghadapi tantangan yang sama seperti Barnier dalam meloloskan rancangan undang-undang, termasuk anggaran 2025, yang disetujui oleh parlemen yang terpecah. Parlemen baru tidak akan dipilih hingga Juli tahun depan.