Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Putra Mahkota Arab Saudi Minta Israel Hentikan Serangan ke Iran dan Gaza

Arab Saudi kembali membela Iran dan Palestina. Pangeran Mohammed bin Salman minta agar serangan Israel ke Iran dan Palestina dihentikan.

12 November 2024 | 10.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman yang merupakan penguasa de facto mengecam serangan Israel ke Gaza. Ia menyebut Israel melakukan genosida terhadap Palestina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kerajaan memperbarui kecaman dan penolakan tegasnya terhadap genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap saudara-saudara Palestina," kata Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada pertemuan puncak negara-negara Islam (OKI).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mendesak masyarakat internasional untuk menghentikan serangan Israel ke Iran dan menghormati kedaulatan Iran. Pada September, ia mengatakan Arab Saudi tidak akan mengakui Israel kecuali negara Palestina didirikan.

Dilansir dari Al Jazeera, Pangeran Mohammed bin Salman mendesak Israel menahan diri dari tindakan agresi lebih lanjut. Ia meminta negara-negara di seluruh dunia untuk mengakui negara Palestina.

Dalam konferensi pers pada hari Senin, Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit menunjuk pada sebuah artikel dalam pernyataan penutup pertemuan puncak yang membekukan keanggotaan Israel di Majelis Umum PBB. Ia menyatakan bahwa pembekuan keanggotaan tidak akan berada di bawah yurisdiksi Dewan Keamanan dan dapat diputuskan oleh Majelis Umum.

"Kita mungkin akan segera menyaksikan pembekuan keanggotaan (Israel) melalui keputusan mayoritas UNGA," kata Aboul Gheit dilansir dari NDTV.

Pernyataan penutup pertemuan puncak OKI itu menuntut semua negara melarang ekspor atau transfer senjata dan amunisi ke Israel dan mendesak Pengadilan Kriminal Internasional untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi pejabat sipil dan militer di Israel.

Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menyampaikan pada pertemuan puncak itu bahwa negaranya tengah menderita krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya karena Israel tengah melancarkan perang terhadap Hizbullah. “Lebanon sedang mengalami krisis historis dan eksistensial yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mengancam masa kini dan masa depannya,” katanya.

Pertemuan tingkat tinggi itu tak dihadiri Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Namun Wakil Presiden Pertama Iran Mohammad Reza Aref yang datang di pertemuan itu mengutuk pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap para pemimpin Hamas dan Hizbullah. 

Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, dan Presiden Nigeria Bola Tinubu juga menghadiri pertemuan puncak tersebut.

Dalam pernyataan penutup pada hari Senin, para pemimpin yang berkumpul mengatakan mereka mengutuk keras tindakan tentara Israel dalam konteks kejahatan genosida khususnya di Jalur Gaza utara selama beberapa minggu terakhir. Mereka menyebut penyiksaan, eksekusi, penghilangan dan pembersihan etnis oleh Israel.

Para kepala negara OKI juga mengutuk upaya memperkuat cengkeraman Israel atas Yerusalem timur yang diduduki. Mereka menyebutnya sebagai ibu kota abadi wilayah Palestina, dan menyerukan penyatuan Tepi Barat yang diduduki Israel, Jalur Gaza, dan Yerusalem timur di bawah negara Palestina.

OKI yang beranggotakan 57 orang dan Liga Arab yang beranggotakan 22 orang mencakup negara-negara yang mengakui Israel dan negara-negara yang menentang keras integrasi regionalnya.

Pilihan editor: Mengapa Israel Hanya Bisa Dikalahkan dengan Boikot? Ini Alasannya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus