Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kuwait telah melarang film "Barbie" dari bioskop karena kekhawatiran tentang etika publik. Sebelum Barbie, Kuwait juga melarang penayangan film horor yang menampilkan aktor transgender.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Barbie dan Talk to Me, keduanya menyebarkan gagasan dan keyakinan yang asing bagi masyarakat Kuwait dan ketertiban umum," ujar Lafy Al-Subei'e, kepala komite sensor bioskop Kuwait, kepada kantor berita resmi KUNA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat memutuskan film asing yang akan ditayangkan, panitia biasanya memerintahkan penyensoran adegan yang bertentangan dengan etika publik, menurut Subei'e. "Tetapi (jika) sebuah film membawa konsep, pesan, atau perilaku asing yang tidak dapat diterima, panitia memutuskan untuk melarang hal-hal tersebut secara keseluruhan," katanya.
Negara-negara Teluk Arab termasuk Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi, yang semuanya melarang homoseksualitas, secara rutin menyensor film yang mengandung referensi LGBTQ. Baru-baru ini, mereka melarang animasi Spider-Man terbaru pada bulan Juni, dilaporkan karena adegan yang menyertakan bendera kebanggaan transgender.
Namun, "Barbie", yang telah meraup lebih dari US$ 1 miliar di seluruh dunia, ditayangkan di Arab Saudi, UEA, dan Bahrain.
Di Lebanon, Menteri Kebudayaan Mohammad Mortada mengatakan pada hari Rabu bahwa dia telah meminta pihak berwenang untuk melarang "Barbie" karena disinyalir mempromosikan homoseksualitas. Namun film tersebut tidak memuat referensi terbuka tentang hubungan sesama jenis atau tema queer.
"Talk to Me", yang ditayangkan di teater Emirat dan Saudi, menampilkan aktor transgender Australia Zoe Terakes tetapi tidak secara eksplisit merujuk pada LGBT. "Film kami tidak bertema aneh," kata Terakes dalam pernyataan yang diposting di media sosial pada Minggu, setelah pelarangan tersebut pertama kali dilaporkan.
"Saya seorang trans aktor yang kebetulan mendapatkan peran. Saya bukan tema. Saya orang," ujar Terakes yang mengidentifikasi diri sebagai non-biner.
NDTV