Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sesudah rabuka, republik

Kolonel sitiveni rabuka membekukan uud dan memerintah dengan dekrit setelah ia melancarkan kudeta & menobatkan diri sebagai kepala negara baru. kecaman & reaksi keras muncul dari mana-mana.

10 Oktober 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CITA-cita Rabuka kesampaian? Tampaknya begitu. Kamis pekan silam, dua minggu setelah melancarkan kudeta yang kedua, Kol Sitiveni "Steve" Rabuka menobatkan dirinya sebagai kepala negara baru, menggantikan Ratu Inggris Elizabeth II. Dengan proklamasi itu, Fiji, bekas koloni Inggris di Pasifik Selatan, akan memasuki sejarah baru sebagai republik pertama di kawasan itu. Rabuka, 39 tahun, membekukan UUD dan memerintah dengan dekrit. Rencana pembentukan republik akan dilaksanakan secepatnya, bersamaan dengan terbentuknya UUD baru, yang tentunya menjamin supremasi politik etnis pribumi Fiji -- tujuan utama Rabuka dengan kudetanya. Akan tamatkah tradisi demokrasi di sana, seperti dikhawatirkan negara-negara Barat -- yang ramai-ramai mengecam aksi pemimpin kudeta itu? Menurut Rabuka, tidak. "Saya sebenarnya enggan dan tak menyukai jabatan kepala negara ini. Saya akan mengundurkan diri secepatnya setelah pemilu," ucap Rabuka, Jumat silam, kepada media Inggris BBC. Menurut sang kolonel ia tak akan membiarkan pemerintahan militer bercokol di Fiji. Proklamasi Rabuka cukup mengejutkan. Sehari sebelumnya, setelah ia bertemu para pemimpin sipil, rencana pembekuan UUD dan pembentukan republik ditangguhkan "sampai pembicaraan lanjutan dengan Gubernur Jenderal Ratu Sir Penaia Ganilau, PM Bavadra, dan bekas PM Ratu Sir Kamisese Mara, Senin mendatang". Perubahan sikap mendadak Rabuka diduga karena tekanan kelompok militan "Taukei", yang dengan motto "Fiji untuk etnis Fiji", Mei silam mendorong aksi kudeta militer yang pertama. Kecaman dan reaksi keras muncul dari luar dan dalam negeri. Ratu Elizabeth yang tetap menjabat kepala negara Fiji walaupun negeri ini dimerdekakan tahun 1970 -- langsung menuduh alih kekuasaan oleh Rabuka tidak sah. Selandia Baru siap menjatuhkan sanksi atas Fiji, di antaranya menghentikan kerja sama militer, bantuan, dan berbagai kemudahan perdagangan. Sebaliknya, Indonesia mungkin bersedia memberikan latihan dan pendidikan militer pada orang-orang Fiji, sesuatu yang memang diharapkan oleh Rabuka. Dalam wawancaranya dengan harian Kompas, ia juga ingin agar Indonesia membuka perwakilan di Fiji dan mengimpor gula dari sana. Di pihak lain, Australia sudah membekukan bantuannya, sedang Inggris mengancam akan berbuat serupa, jika Fiji menjadi republik dan keluar dari Persemakmuran (TEMPO, 3 Oktober 1987). Bantuan Inggris sebesar US$ 6,5 juta per tahun besar artinya bagi Fiji. Namun, ada angin segar dari pemimpin Libya Kolonel Qadhafi, yang menjanjikan bantuan "sebesar bantuan" Inggris. Tentang ini, Rabuka belum bereaksi. Yang jelas, ia menyatakan siap menghadapi gejala memburuknya ekonomi Fiji, terutama jika terjadi eksodus warga keturunan India. Penduduk asal India, yang kini mencapai 49% dari 714.000 penduduk Fiji, mendominasi ekonomi Fiji. "Mereka jago di bidang bisnis. Mudah-mudahan, lebih banyak yang tinggal daripada yang pergi," kata Rabuka. Untuk mencegah mengalirnya dana ke luar Fiji, Rabuka telah membekukan bank-bank dan transaksi luar negeri. Siapakah Rabuka? Pria bertubuh tinggi kekar lahir di Drekeniwai, sebuah dea kecil di utara Suva, ibu kota Fiji. Gubernur Jenderal Ganilau adalah kepala suku di daerah itu. Rabuka mendapat pendidikan militer di India dan Selandia Baru. Pada 1980 dan 1983 ia ikut bergabung dalam pasukan perdamaian di Libanon dan Sinai. Sebelum mendalangi kudeta Mei silam, pria penggemar rugby ini hanyalah orang nomor tiga dalam jenjang militer Fiji. Sekarang namanya meroket, dan di kalangan etnis Fiji ia dipuja sebagai penyelamat. "Jangan bilang saya penyelamat, hanya Tuhanlah yang bisa disebut penyelamat," kata Rabuka, yang mengaku hanya bercita-cita mengangkat derajat bangsa Fiji sebagai tuan di rumahnya sendiri. F.S., Laporan kantor-kantor berita

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus