Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan minuman ringan Coca-Cola HBC menyatakan pendapatan perusahaan anjlok 190 juta Euro atau setara Rp 2,9 triliun pada semester pertama tahun ini. Pendapatan perusahaan turun karena perusahaan menghentikan penjualan di Rusia setelah perang Ukraina meletus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laba perusahaan diperkirakan akan berkisar 740 juta hingga 820 juta Euro pada tahun ini, lebih rendah dibandingkan tahun lalu yaitu 831 juta Euro. Selain pasar Rusia, inflasi juga ikut memangkas pendapatan perusahaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya perusahaan minuman ringan botolan ini pernah menghitung Rusia sebagai salah satu pasar terbesarnya. Coca Cola memperkirakan akan menanggung beban keuangan sekitar 82 juta euro di semester kedua karena menghabiskan semua stok dan tidak akan lagi menjual Coca Cola atau merek lain di Rusia.
HBC adalah salah satu dari perusahaan pembotolan Coca-Cola di seluruh dunia. HBC memegang waralaba Coca-Cola lokal untuk mengemas dan menjual minuman yang diproduksi oleh raksasa minuman AS. Coca-Cola memegang lebih dari 20 persen saham di HBC.
Perusahaan yang terdaftar di London itu juga melaporkan penurunan laba bersih sebesar 34 persen menjadi sekitar 153 juta Euro untuk enam bulan yang berakhir 1 Juli 2022. Selain itu perusahaan terkena dampak inflasi dan mengasumsikan harga pokok penjualan (COGS) meningkat pada 2022.
Portofolio HBC yang berkantor pusat di Swiss berkisar dari minuman beralkohol seperti The Macallan dan Jack Daniel's hingga minuman berkarbonasi Sprite serta Monster Energy. HBC juga merupakan suplier restoran untuk biskuit dan wafer Bambi.
Sebelumnya Coca Cola mengikuti jejak sejumlah merek top Amerika Serikat yang hengkang dari Rusia akibat invasi ke Ukraina. Selain Coca Cola, ada PepsiCo, Starbucks hingga McDonald's yang keluar dari Rusia. Coca-Cola mengatakan akan menangguhkan bisnisnya di sana. Coca-Cola adalah minuman resmi Olimpiade 1980 di Moskow, Rusia meskipun Amerika Serikat memboikot acara tersebut sebagai protes atas invasi Soviet ke Afghanistan.
Baca: Putin Ejek Coca Cola Minuman Berkimia, Lebih Sehat Minum Teh Ivan
REUTERS