Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Setelah Tekan Warga Muslim, Israel Kini Batasi Umat Kristen Ibadah Paskah

Setelah membatasi warga Muslim beribadah, polisi Israel akan melakukannya pada umat Kristen yang melaksanakan ibadah Paskah di Gereja Makam Suci

12 April 2023 | 21.30 WIB

Jemaah Kristen Ortodoks menghadiri upacara Api Suci saat pandemi COVID-19 mereda di Gereja Makam Suci di Kota Tua Yerusalem, 1 Mei 2021. Api Kudus dianggap mukjizat yang terjadi setiap tahun pada Sabtu Suci, sehari sebelum Minggu Paskah Ortodoks. REUTERS/Corinna Kern
Perbesar
Jemaah Kristen Ortodoks menghadiri upacara Api Suci saat pandemi COVID-19 mereda di Gereja Makam Suci di Kota Tua Yerusalem, 1 Mei 2021. Api Kudus dianggap mukjizat yang terjadi setiap tahun pada Sabtu Suci, sehari sebelum Minggu Paskah Ortodoks. REUTERS/Corinna Kern

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah membatasi warga Muslim beribadah, kini polisi Israel akan melakukannya pada umat Kristen yang melaksanakan ibadah Paskah di Gereja Makam Suci di Yerusalem, Sabtu, 15 April 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Polisi Israel berdalih pembatasan itu untuk alasan keamanan. Hal ini memicu kemarahan dari para pemimpin gereja yang mengatakan mereka tidak akan bekerja sama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan kerumunan besar di gang-gang sempit Kota Tua, pembatasan - yang akan memangkas jumlah jamaah menjadi seperlima dibandingkan beberapa tahun terakhir - bertujuan untuk memastikan keamanan bagi ribuan jamaah Kristen, serta Muslim dan Yahudi yang juga mengadakan perayaan mereka sendiri, kata polisi.

Namun, keputusan untuk membatasi akses ke Api Kudus pada hari Sabtu, perayaan Paskah terpenting bagi Gereja Ortodoks Timur, membuat marah para pemimpin gereja yang melihatnya sebagai upaya lama Israel untuk membatasi hak dan kebebasan komunitas Kristen setempat.

"Kami akan terus menegakkan adat Status Quo, dan upacara akan diadakan seperti biasa selama dua milenium dan semua yang ingin beribadah bersama kami diundang untuk hadir," kata Patriarkat Ortodoks Yunani, Kustodi Tanah Suci dan Armenia dalam pernyataan bersama.
 
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, ketika sebanyak 10.000 jemaah memadati Gereja Makam Suci, tahun ini hanya 1.800 yang diizinkan masuk, dengan 1.200 lainnya di luar. Pos pemeriksaan tambahan di sekitar Kota Tua juga akan membatasi akses ke area sekitar gereja.

Tahun ini, sensitivitas seputar festival keagamaan di Kota Tua sangat tinggi, dengan bulan suci Ramadan, hari raya Paskah Yahudi, dan Paskah bertepatan pada saat ketegangan Israel-Palestina meningkat.

Pada Selasa, 11 April 2023, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa pengunjung Yahudi tidak akan diizinkan masuk ke kompleks masjid Al-Aqsa selama 10 hari terakhir Ramadan setelah penggerebekan polisi pekan lalu memicu reaksi marah dari dunia Arab dan memancing serangan dari Gaza, Libanon dan Suriah.
 
Situs puncak bukit, yang suci bagi Muslim dan Yahudi, telah menjadi salah satu titik paling sensitif selama konflik puluhan tahun antara Israel dan Palestina.

Setelah serangan roket dan serangan udara pekan lalu, situasi menjadi lebih tenang selama beberapa hari terakhir, tetapi pejabat Israel mengatakan potensi masalah tetap ada.

"Ketika saya melihat ke depan, Ramadan masih merupakan periode sensitif," kata juru bicara militer Israel Daniel Hagari, menambahkan bahwa Jumat mendatang, yang menjadi Jumat terakhir selama bulan puasa, diawasi dengan sangat ketat. "Kami dalam kesiapan penuh," katanya.

Masalah akses ke Kota Tua bagi jamaah Kristen tidak terkait langsung dengan ketegangan antara Muslim dan Yahudi di masjid Al-Aqsa, di mana orang Yahudi boleh berkunjung tapi tidak beribadah.

Namun umat Kristen merasa bahwa mereka secara bertahap tetapi sistematis digusur dari Kota Tua oleh otoritas Israel, yang menurut mereka mengganggu pengaturan status quo yang sudah berlangsung lama di antara ketiga komunitas tersebut.

Gereja-gereja mengatakan upacara Api Kudus pada hari Sabtu sebelum Paskah Ortodoks, ketika sebuah cahaya diadakan untuk muncul dari makam Yesus, berlangsung aman selama berabad-abad dengan jumlah jemaah lima kali lebih banyak dari yang diizinkan pihak berwenang.

Polisi Israel mengatakan penyerbuan mematikan di sebuah festival Yahudi Ortodoks di Israel utara dua tahun lalu, ketika 45 orang terbunuh, menggarisbawahi risiko kerumunan besar jamaah yang berkumpul di ruang terbatas.

REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus